Dari Desa Cangkingan, Digital Ekonomi Antarkan UMKM Rambah Bisnis Mendunia

Bisnis  
Balai Desa Cangkingan. (Lilis Sri Handayani)
Balai Desa Cangkingan. (Lilis Sri Handayani)

INDRAMAYU -- Tinggal di Desa, Rezeki Kota, Bisnis Mendunia. Pernyataan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil itu terpampang di sebuah spanduk yang terpajang di lobi Balai Desa Cangkingan, Kecamatan Kedokanbunder, Kabupaten Indramayu.

Spanduk yang juga menampilkan foto sang gubernur yang sedang tersenyum itu, tak hanya sebatas menjadi kalimat penghias ruangan. Namun, benar-benar diaplikasikan secara nyata melalui digitalisasi ekonomi di desa tersebut.

Desa Cangkingan, telah menahbiskan dirinya sebagai desa digital. Melalui aplikasi teknologi, desa tersebut berupaya menjadikan masyarakatnya yang tinggal di desa untuk memiliki rezeki kota dan bisnis yang mendunia.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Pemerintah Desa Cangkingan telah memulai upaya menjadikan Cangkingan sebagai desa digital sejak 2020. Upaya tersebut semakin mendapat dukungan penuh saat Pemerintah Kabupaten Indramayu, di masa kepemimpinan Bupati Nina Agustina, menjalankan program Lebu Digital (Ledig) pada 2021.

Dalam program Ledig, Desa Cangkingan mendapatkan akses internet melalui pemasangan wifi di balai desa.

Digitalisasi diterapkan dalam pelayanan kepada masyarakat. (Istimewa)
Digitalisasi diterapkan dalam pelayanan kepada masyarakat. (Istimewa)

Tak hanya bidang ekonomi, digitalisasi juga telah diterapkan dalam bidang pemerintahan desa, pelayanan kepada masyarakat maupun wisata. Meski tinggal di desa yang berjarak 30,4 kilometer dari pusat kota Indramayu, namun sentuhan teknologi dalam berbagai bidang kehidupan telah dirasakan masyarakat di desa tersebut.

Di bidang ekonomi, penerapan digitalisasi diwujudkan dengan lahirnya website https://cangkingan.desa.id/lapak. Di dalam website tersebut, pemerintah desa menyediakan ‘toko online’ bagi para pelaku UMKM untuk menjual barang dagangan mereka. Dengan demikian, pemasaran produk-produk UMKM di desa tersebut bisa merambah berbagai daerah.

Kepala Desa Cangkingan, Didi Wahyudi, mengakui, sebenarnya dia kurang menguasai tentang teknologi informasi. Untuk itu, dia membangkitkan partisipasi para pemuda desa yang memiliki kemampuan di bidang tersebut agar membantu mewujudkan digitalisasi.

‘’Kami kumpulkan para pemuda yang punya kompetensi di bidang teknologi informasi, sambil ngopi bareng. Saya ajak mereka, ayo sama-sama membangun desa,’’ tutur Didi, saat ditemui Republika di Balai Desa Cangkingan, Jumat (24/6/2022).

Didi mengatakan, perkembangan teknologi saat ini memaksa siapapun untuk siap mengikutinya. Karena itu, dengan infrastruktur yang telah tersedia, pihaknya berusaha untuk menerapkannya demi meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Website https://cangkingan.desa.id/lapak itu disediakan khusus bagi pelaku UMKM warga Desa Cangkingan. Ada sekitar 30 – 40 pelaku UMKM yang menawarkan produk mereka. Mulai dari fesyen dan peralatan dapur, susu kedelai, somay, seblak, mie ayam, kue, bolu, healthy drink, skin care, madu, kerajinan tangan, sosis, hewan ternak dan lainnya.

Saat calon konsumen meng-klik https://cangkingan.desa.id/lapak, maka mereka akan menemukan berbagai produk UMKM tersebut. Jika berminat pada salah satu produk, maka konsumen akan langsung diarahkan untuk berhubungan langsung dengan penjualnya melalui nomor whatsapp yang tersedia.

‘’Jadi antara penjual dan pembeli bisa langsung bertransaksi. Kami hanya menyediakan tempat jualan secara online. Kami bangkitkan semangat mereka, walau tidak punya toko sendiri, mereka tetap bisa berjualan,’’ terang Didi.

Didi mengakui, website tersebut masih bersifat sederhana. Pihaknya kini sedang membuat market place yang lebih representatif, dengan menggandeng BUMDes sebagai pihak ketiga.

‘’Nanti market place itu akan di-launching oleh BUMDes. Sekarang sedang tahap menempuh kerja sama dengan pihak banknya,’’ tutur Didi.

Tak hanya memfasilitasi digitalisasi untuk pemasaran produk, lanjut Didi, pihaknya juga memberikan pelatihan agar warganya bisa memiliki keahlian maupun menghasilkan produk untuk dijual. Hal itu dilakukan melalui kerja sama dengan Balai Latihan Kerja (BLK) Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kabupaten Indramayu maupun Pemprov Jabar.

Dengan program mobile training unit (MTU), instruktur pelatihanlah yang datang ke Desa Cangkingan. Pelatihan itu di antaranya berupa pelatihan tata boga, tata rias dan kecantikan, pengelasan, menjahit, peternakan dan lainnya.

Jenis pelatihan yang diberikan pun merupakan usulan dari warganya sendiri sehingga mereka lebih termotivasi.

‘’(Produk yang dijual maupun keahlian yang dimiliki warga) itu rata-rata hasil pelatihan kami,’’ cetus Didi.

Kepala Desa Cangkingan, Didi Wahyudi (tengah) bersama aparat desanya. (Istimewa)
Kepala Desa Cangkingan, Didi Wahyudi (tengah) bersama aparat desanya. (Istimewa)

Didi mengungkapkan, semua upaya itu telah dirasakan manfaatnya oleh warga yang menjadi pelaku UMKM. Bagi mereka yang semula tidak memiliki penghasilan, kini bisa memperolehnya dengan keahlian yang mereka miliki. Sedangkan mereka yang memang sudah berjualan, penjualan bisa lebih meningkat karena pemasaran yang semakin luas.

‘’Ibu-ibu yang tadinya hanya mengisi waktu dengan ngerumpi, sekarang punya penghasilan sendiri dari tata rias, menjahit, membuat kue dan lainnya. Ada juga yang sebelumnya ikut pelatihan bengkel, sekarang buka bengkel sendiri,’’ tukas Didi.

Didi mencontohkan, dari pelatihan menjahit pakaian, kini warganya ada yang sudah menghasilkan baju-baju custom untuk bayi dan anak. Hal itu dilakukan melalui kerja sama dengan salah satu produsen baju yang sudah terkenal. Produsen tersebut mengirimkan bahannya, kemudian warga di Desa Cangkingan yang menjahitnya.

Produk baju-baju custom itu tak hanya diminati artis-artis ibu kota. Namun, dengan kualitasnya yang tinggi, baju-baju tersebut bahkan diekspor ke Australia, Jerman dan Amerika.

Ada juga rumput odot (Pennisetum purpureum), yang dikembangkan petani Desa Cangkingan. Melalui teknologi digital dengan menggunakan platform marketplace, rumput yang menjadi pakan ternak itu bahkan sudah diekspor ke negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura.

‘’Alhamdulillah, digitalisasi ekonomi maupun pelatihan telah meningkatkan ekonomi masyarakat. Walau mereka tinggal di desa, tapi bisa meraih rezeki kota dan bisnis pun mendunia,’’ kata kepala desa yang sudah membawa desanya menjadi juara satu desa terbaik di Kabupaten Indramayu 2021 maupun juara tiga desa terbaik di Jawa Barat 2021 itu.

Salah seorang pelaku UMKM, Melly Yulia, mengaku sangat merasakan manfaat adanya website lapak desa yang difasilitasi Pemdes Cangkingan. Dengan berjualan secara online itu, minuman jamu tradisional yang dibuatnya sudah dipasarkan ke sejumlah daerah.

‘’Saya sangat terbantu dengan adanya digitalisasi ekonomi ini,’’ tutur Melly.

Hal senada diungkapkan pelaku UMKM lainnya, Fitriyani (30). Selama puluhan tahun, ayahnya yang bernama Caridah (55), berjualan somay dengan cara mendorong gerobak berkeliling desa setiap hari. Dengan adanya website lapak desa, dia kini bisa membantu sang ayah berjualan secara online.

‘’Pernah ada yang pesan somay dari Bogor, Jakarta. Tapi kami memang belum bisa melayani karena belum paham cara membuat somay yang dibekukan biar awet. Jadi sementara ini yang kami layani dari tetangga-tetangga desa,’’ kata Fitriyani.

Fitriyani saat mengantarkan pesanan siomay yang dipesan warga melalui aplikasi lapak desa. (Lilis Sri Handayani)
Fitriyani saat mengantarkan pesanan siomay yang dipesan warga melalui aplikasi lapak desa. (Lilis Sri Handayani)

Terpisah, Bupati Indramayu, Nina Agustina, menjelaskan, program Ledig merupakan sebuah ekosistem desa digital berbasis satelit. Fungsinya, untuk mendigitalisasi semua desa yang tidak memiliki infrastruktur teresterial.

Menurut Nina, Lebu Digital menjadi bentuk implementasi dari sistem pemerintah berbasis 4.0, untuk kemajuan dan pembangunan masyarakat yang bermartabat.

‘’Tantangan era digitalisasi industri 4.0 mengharuskan hampir semua sektor untuk mendigitasilasi sistemnya untuk kemudahan, transparansi dan kecepatan layanan, baik pemerintah sebagai pengguna juga masyarakat sebagai penerima layanan,’’ tukas Nina.

Dalam bahasa Indramayu, lebu berarti balai desa. Melalui program Lebu Digital, diharapkan terwujud smart village atau 'Desa Cerdas', dengan mentransformasikan penggunaan teknologi digital. Tak hanya dalam pelayanan kepada masyarakat (publik), namun juga dalam penyelenggaraan pemerintahan di desanya.

Dengan bantuan teknologi informasi itu, pemerintah desa bisa memberikan layanan kepda masyarakat dengan lebih mudah dan cepat.

Program Ledig atau desa digital itu tertuang dalam Permendes Nomor 7 Tahun 2021. Program tersebut juga sebagai bagian dari upaya pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB)/Sustainable Development Goals (SDGs).

Tak hanya pemerintah di daerah, Pemprov Jawa Barat juga terus mendukung peningkatan kesejahteraan masyarakat desa melalui proses digitalisasi. Bahkan, Pemprov Jawa Barat meluncurkan Sayembara Desa Digital pada Jumat (24/6/2022).

‘’Melalui sayembara ini, diharapkan jumlah desa digital di Jawa Barat bisa bertambah sehingga proses adopsi teknologi di desa menjadi lebih tepat sasaran, potensi desa pun bisa tersalurkan dengan optimal,’’ kata Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Barat, Ika Mardiah.

Perintah Pusat pun berkomitmen untuk terus menciptakan ekosistem yang mendukung digitalisasi, termasuk pengembangan ekonomi digital di Indonesia. Berbagai potensi yang dimiliki Indonesia dapat memperkuat peluang akselerasi perkembangan ekonomi digital.

Pada 2021, nilai transaksi e-commerce Indonesia berhasil mencapai Rp 401,25 triliun, dengan volume transaksi sebesar 1,73 miliar.

‘’Ekonomi digital di Indonesia tertinggi di Asia Tenggara. Nilai ekonominya di tahun 2021 tercatat sekitar USD 70 miliar dan diperkirakan mampu mencapai USD 146 miliar pada tahun 2025,’’ terang Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, dalam siaran persnya, Senin (11/4/2022).

Untuk mewujudkannya, Pemerintah telah mempersiapkan kerangka pengembangan ekonomi digital 2021-2030. Menurut Airlangga, pengembangan ekonomi digital menjadi salah satu strategi utama transformasi ekonomi Indonesia dan ditujukan untuk mempercepat pemulihan ekonomi pasca pandemi Covid-19. (Lilis Sri Handayani)

Kontak Info

Jl. Warung Buncit Raya No 37 Jakarta Selatan 12510 ext

Phone: 021 780 3747

[email protected] (Marketing)

× Image