Tiket Goa Sunyaragi Cuma Rp 15 Ribu, Wisatawan : Bisa Dapat View Foto Bagus-Bagus
CIREBON – Kunjungan wisatawan ke obyek wisata Taman Air Goa Sunyaragi terus mengalami peningkatan seiring pandemi yang semakin melandai. Harga tiket obyek wisata yang ada di Kota Cirebon itupun tak membuat kantong terkuras.
Hal itu seperti yang terlihat saat libur Hari Kemerdekaan ke-77 RI, Rabu (17/8/2022). Ratusan pengunjung terus berdatangan dari berbagai daerah.
Sama seperti hari biasa, pihak pengelola Goa Sunyaragi tetap memberlakukan tiket masuk sebesar Rp 15 ribu untuk umum dan Rp 10 ribu bagi pelajar atau mahasiswa.
Salah seorang pengunjung asal Jakarta, Willy, mengaku baru pertama kali berkunjung ke Goa Sunyaragi. Dia pun mengaku takjub dengan keindahan Goa Sunyaragi yang disusun dari batu karang sejak zaman dahulu.
‘’Kita biasanya ke Jawa Tengah untuk melihat peninggalan sejarah. Padahal di sini (Cirebon) ada juga yang bagus,’’ tukas Willy.
Willy yang datang bersama rombongan pun juga menyebut harga tiket masuk Goa Sunyaragi Cirebon masih tergolong murah dibandingkan objek wisata sejenis.
‘’Saya kira tiketnya kayak di Borobudur, ternyata cuma Rp 15 ribu bisa dapat view foto bagus-bagus (di Goa Sunyaragi),’’ cetus Willy.
Sementara itu, Badan Pengelola Taman Air Goa Sunyaragi (BPTAGS) Cirebon mencatat, sebanyak 237 orang mengunjungi Goa Sunyaragi pada libur HUT RI kali ini.
‘’Sebanyak 237 pengunjung 'merayakan' HUT RI sambil berwisata di Goa Sunyaragi,’’ terang Kepala Bagian Humas BPTAGS, Eko Ardi Nugraha.
Eko mengatakan, pengunjung yang datang kebanyakan rombongan yang berasal luar Cirebon. Dia menyebutkan, ada rombongan tiga bus dari Jakarta dan Cikampek.
‘’Mereka kompak pakai seragam merah putih,’’ tutur Eko.
Terkait besaran tiket masuk ke Goa Sunyaragi, Eko menyatakan, pihaknya memang tidak menaikkan tarif. Hal itu dimaksudkan agar tiket masuk dapat terjangkau oleh pengunjung.
Eko menambahkan, jika dibandingkan pada 2021 lalu, kunjungan wisatawan ke Goa Sunyaragi pada perayaan 17 Agustus tahun ini mengalami peningkatan. Hal itu dikarenakan pada tahun lalu Kota Cirebon masih dalam PPKM level 4 dan baru dibuka kembali pada 24 Agustus 2021.
Seperti diketahui, Goa Sunyaragi pada masa lalu digunakan sebagai taman kelangenan atau taman sari yang berfungsi sebagai tempat berkhalwat (menyepi) para sultan dan keluarganya. Menurut buku Purwaka Caruban Nagari karya Pangeran Kararangen (bergelar Arya Carbon), Gua Sunyaragi dibangun oleh Pangeran Kararangen, adik Sultan Sepuh II pada 1703 M.
Namun, menurut versi Carub Kanda (berita lisan yang dituturkan secara turun temurun), Goa Sunyaragi didirikan dalam tiga periode. Periode pertama didirikan oleh Pangeran Emas Muhammad Arifin II (bergelar Panembahan Gusti Ratu Pakungwati I), cicit dari Syekh Syarif Hidayatullah pada pertengahan abad XVI.
Periode kedua dibangun oleh Pangeran Kararangen pada 1703, dan periode ketiga diprakarsai oleh Sultan Sepuh V, Pangeran Amir Sidik (bergelar Pangeran Matangaji) pada abad ke-18.
Goa Sunyaragi memiliki sejumlah bangunan inti. Di antaranya, Gua Pengawal Gua Pande Kemasan, Gua Simanyang, Bangsal Jinem, Gua Pawon, Mande Beling, Gua Lawa, Gua Padang Ati, Gua Kelanggengan, Bale Kambang dan Gua Arga Jumut.
Selain itu, adapula kompleks Gua Peteng, yang terdiri dari Gua Peteng, Gua Langse, Bangsal Pengulingan atau ruang Panembahan, Ruang Kaputren, Ruang Patung Putri Cina dan Cungkup Puncit. Adapula Gedung Pesanggrahan, yang dibangun pada 1884.
Dilihat dari corak dan motif-motif ragam hiasnya, gaya arsitektur Goa Sunyaragi merupakan hasil dari perpaduan antara Hindu, Tiongkok kuno atau Cina, Timur Tengah atau Islam, dan Eropa. (Lilis Sri Handayani)