Peneliti Unisba Lakukan Riset Keterampilan Sosial Berbasis Kearifan Lokal di Wae Rebo

Jogregan  
Tim peneliti melakukan kunjungan lapangan ke Wae Rebo, NTT. (Istimewa)
Tim peneliti melakukan kunjungan lapangan ke Wae Rebo, NTT. (Istimewa)

MATAPANTURA -- Tim Peneliti Universitas Islam Bandung (Unisba) melakukan kunjungan lapangan ke Wae Rebo, Florest, Nusa Tenggara Timur (NTT). Hal itu dilakukan guna menghasilkan model pengembangan keterampilan sosial berbasis kearifan lokal Indonesia yang dapat diterapkan pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).

Tim Peneliti Unisba itu diketuai oleh Dr Huriah Rachmah. Mereka melakukan kunjungan lapangan ke Wae Rebo, Florest, NTT pada 22-26 Agustus 2022 lalu.

‘’Kearifan lokal yang dipilih adalah yang mempunyai tradisi mengembangkan kemampuan mengatasi masalah sosial dan personal sehingga menjadi warga negara yang baik,’’ kata Huriah, Kamis (1/9).

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Penelitian yang didanai oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI itu memasuki tahun kedua dari tiga tahun target penelitian.

Tujuan penelitian pada tahun pertama adalah menghasilkan model pengembangan keterampilan sosial berbasis kearifan lokal di wilayah Indonesia.

Sedangkan tujuan penelitian tahun kedua dan ketiga dari tim, yang beranggotakan Dr Rudy Gunawan (Universitas Muhammadiyah Hamka Jakarta) dan Dr Alhamuddin (Unisba), adalah mendokumentasikan hasil uji model di wilayah Indonesia.

Desa Wae Rebo berada di barat daya Kota Ruteng, Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur. Untuk mencapai lokasi yang letaknya di atas gunung itu, harus ditempuh dengan berjalan kaki sekitar dua sampai empat jam sesuai dengan kesanggupan masing-masing.

Pada Agustus 2012, Wae Rebo dinyatakan oleh Unesco sebagai Warisan Budaya Dunia, dengan menyisihkan 42 negara lainnya. Hal itu melalui Award of Excellence, anugerah tertinggi dalam UNESCO Asia-Pacific Awards for Cultural Heritage Conservation.

Kegiatan penelitian dilakukan dengan bertemu dan dialog langsung dengan ketua adat, masyarakat adat Wae Rebo dan para tamu yang datang ke desa tersebut.

Penggalian informasi terkait dengan bagaimana masyarakat mempertahankan nilai-nilai budaya yang dimiliki dan bagaimana mewariskan nilai-nilai budaya tersebut kepada generasi berikutnya.

Salah satu contoh nilai budaya yang sampai saat ini masih dipegang oleh masyarakat yaitu “Neka Hemong Kuni Agu Kalo (Jangan Lupa Kampung Halaman Sendiri atau Jangan Buang atau Melupakan Kebiasaan Tanah Tumpah Darah).

Nilai itulah yang dipegang generasi muda Wae Rebo. Walaupun mereka jauh menimba ilmu, setelah selesai mereka akan pulang ke kampung halamannya untuk menjaga dan melestarikan nilai budaya leluhurnya.

Selain itu, kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan terlihat dari tindakan mereka yang mengirim anak-anak mereka untuk melanjutkan sekolah. Ketika anak berusia tujuh tahun tingkat SD, mereka akan tinggal di Desa Kombo yang berjarak sekitar 34,3 km dari Wae Rebo. Akhir pekan mereka akan kembali ke desanya. (Lilis Sri Handayani)

Kontak Info

Jl. Warung Buncit Raya No 37 Jakarta Selatan 12510 ext

Phone: 021 780 3747

[email protected] (Marketing)

× Image