Napi Wanita di Lapas Indramayu Banjir Pesanan Kue Kering Jelang Lebaran
INDRAMAYU – Aroma harum kue yang terpanggang dalam oven langsung tercium saat memasuki area sel khusus wanita di Lembaga Pemasyarakat (Lapas) Indramayu. Di area tersebut memang sedang dilakukan produksi kue kering maupun roti, yang dilakukan sekelompok warga binaan pemasyarakatan (WBP) wanita.
Sedikitnya lima orang napi wanita terlihat sibuk dengan pekerjaan masing-masing. Ada yang sedang membuat adonan, ada yang sedang mencetak kue, ada yang sedang memanggang kue-kue di dalam oven listrik dan adapula yang sedang mengatur pengemasan kue ke dalam toples.
Macam-macam kue kering yang mereka buat. Di antaranya, nastar, kastengel, kue keju, kue kacang, kue semprit maupun roti dengan berbagai varian isi.
‘’Bikin buat pesanan lebaran,’’ ujar seorang napi wanita, S (35), Sabtu (15/4/2023).
Sejak memasuki pertengahan Ramadhan, para WBP wanita itu sudah membuat 200 toples kue kering. Kue-kue tersebut merupakan pesanan para pegawai Lapas Indramayu maupun keluarga mereka.
Untuk kue kering yang dikemas dalam toples berukuran sedang, dihargai Rp 30 ribu per toples. Keuntungan dari penjualan kue itu sebagian digunakan untuk keperluan modal bahan-bahan, dan sebagian lainnya dibagikan kepada para WBP.
S mengaku awalnya tidak bisa membuat kue sama sekali. Dia baru belajar membuat kue setelah mendapat pelatihan di dalam Lapas Indramayu pada awal Januari 2023.
‘’Pertamanya sih memang susah, pernah gagal juga bikin adonannya. Tapi sekarang saya sudah bisa bikin lima jenis kue kering,’’ kata WBP yang menghuni Lapas Indramayu sejak 2022 tersebut.
S mengaku pelatihan pembuatan kue itu sangat bermanfaat untuknya. Dia pun berencana akan membuat usaha pembuatan kue setelah menghirup udara bebas dua tahun mendatang.
Sementara itu, Kepala Kesatuan Pengamanan Lembaga Permasyarakatan (KPLP) Lapas Indramayu, Bambang Setiawan, menjelaskan, kegiatan pembuatan kue kering itu merupakan salah satu program pembinaan yang dilakukan oleh Lapas Indramayu kepada para WBP wanita. Tujuannya, agar mereka memiliki bekal kemandirian setelah bebas dari penjara.
‘’Kedepannya jika sudah bebas, mereka bisa mengembangkan bakat dan minat untuk bekal hidup,’’ kata Bambang.
Bambang mengakui, sejauh ini, pesanan kue kering yang diproduksi WBP wanita itu masih sebatas untuk pegawai di lingkungan Lapas. Meski demikian, mereka siap memenuhi jika ada pesanan yang datang dari luar. (Lilis Sri Handayani)