PWI Majalengka Usulkan Letnan Emen Slamet dan Letkol Abdul Gani sebagai Pahlawan Nasional

Sejarah  
PWI Majalengka usulkan Letkol Abdul Gani dan Letnan Emen Slamet sebagai pahlaman nasional. (Istimewa)
PWI Majalengka usulkan Letkol Abdul Gani dan Letnan Emen Slamet sebagai pahlaman nasional. (Istimewa)

MAJALENGKA -- Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Majalengka merespon positif wacana pengusungan Letkol Abdul Gani dan Letnan Emen Slamet menjadi pahlawan nasional asal Majalengka pada 2024 mendatang.

Hal tersebut terungkap dalam diskusi antara pengurus PWI Jawa Barat, Jejep Falahul Alam dengan pengurus PWI Majalengka.

Kemunculan gagasan itu terpinspirasi setelah Pemkab Majalengka sedang berusaha maksimal untuk mengusung KH Abdul Chalim Leuwimunding, untuk diusulkan sebagai pahlawan nasional pada 2023 ini.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

PWI Majalengka menilai, Alm Letkol Abdul Gani dan Letnan Emen Slamet layak mendapatkan pengakuan sebagai pahlawan nasional. Hal itu mengacu pada Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2009 tentang Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan, menunjukkan bahwa kedua almarhum tersebut memenuhi kriteria yang ditetapkan.

PWI Majalengka menyampaikan usulan agar keduanya diangkat menjadi pahlawan nasional sebagai bentuk penghargaan atas pengorbanannya dalam mengusir penjajah di Majalengka.

Berdasarkan penelusuran sejarah, Alm Letkol Abdul Gani dan Letnan Emen Slamet merupakan prajurit yang gagah berani di medan perang, dalam menjaga keutuhan negara.

Pengorbanan nyawanya demi kepentingan bangsa dan negara ini, menjadi bukti nyata dari jasa-jasa mereka yang tidak dapat dilupakan. Keberanian dan dedikasinya patut diakui dan dihargai sebagai seorang pahlawan.

‘’Letnan Emen Slamet dan Letkol Abdul Gani merupakan prajurit hebat dan sangat dihormati di Majalengka. Beliau telah memberikan sumbangsih besar dalam mengusir penjajah di tanah air ini,’’ kata pengurus PWI Jawa Barat, Jejep Falahul Alam, Sabtu (6/5/2023).

Jejap mengatakan, Letkol Abdul Gani dan Letnan Emen Slamet telah terbukti menjadi komandan perang di Majalengka saat peristiwa penting dalam sejarah perjuangan melawan penjajah. Mereka memimpin Pasukan Sindangkasih dalam pertempuran sengit di tanjakan Desa Kawunghilir, Kecamatan Cigasong, yang merupakan bagian dari agresi II Belanda.

Pertempuran di tanjakan Desa Kawunghilir menjadi bukti konkret dari keberanian dan ketangguhan mereka dalam melawan penjajah. Dengan semangat yang membara, pasukan di bawah komando Letkol Abdul Gani dan Letnan Emen Slamet berhasil mengusir penjajah Belanda, menjaga kehormatan dan kedaulatan bangsa.

Sebagai wujud penghormatan atas aksi heroik yang dilakukan oleh Pasukan Sindangkasih dalam mengusir penjajah Belanda, dibangunlah Tugu Sindangkasih dan patung tugu perjuangan di Majalengka. Monumen itu diresmikan pada 17 November 1987 sebagai simbol perjuangan dan keberanian Pasukan Sindangkasih.

Tugu Sindangkasih melambangkan semangat perjuangan yang gigih dalam memerdekakan tanah air setelah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia pada 17 Agustus 1945. Di prasasti yang terdapat pada monumen tersebut tertulis bahwa pada tanggal 17 November 1987, Monumen Perjuangan Pasukan Sindangkasih (KI.IV BAT.I Brig XIII Divisi IV Siliwangi) diresmikan.

Monumen itu menjadi simbol kepahlawanan Pasukan Sindangkasih dalam perang gerilya selama Perang Kemerdekaan dari Juli 1947 hingga Desember 1949 di wilayah Majalengka dan sekitarnya.

‘’Prasasti tersebut ditandatangani atas nama Warga Pasukan Sindangkasih Ketua Pembina, Kolonel Inf (Purn) H Djohari Cherman Effendi. Tugu Sindangkasih dan patung tugu perjuangan menjadi saksi bisu dari perjuangan berdarah yang dilakukan oleh pasukan tersebut untuk mempertahankan kemerdekaan,’’ tukas pria kelahiran Majalengka tersebut.

Hal senada diungkapkan Ketua PWI Majalengka, Pardi Pai Supardi. Menurut dia, peristiwa dulu mengingatkan kembali bahwa sejarah perjuangan yang dilakukan Letkol Abdul Gani dan Letnan Emen Slamet merupakan bukti yang kuat akan kontribusi mereka sebagai pahlawan daerah.

Penghargaan sebagai pahlawan nasional akan menjadi pengakuan yang pantas atas pengorbanan dan keberanian mereka dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.

Pai mengungkapkan, sebagai lembaga pers yang peduli terhadap sejarah dan jasa para pahlawan, PWI Majalengka berharap agar pemerintah pusat dapat memberikan perhatian serius terhadap usulan itu. Yakni, mengakui Letkol Abdul Gani, Letnan Emen Slamet, dan KH Abdul Chalim Leuwiminding sebagai Pahlawan Nasional.

‘’Ini untuk memberikan inspirasi bagi generasi muda Majalengka dan seluruh bangsa untuk menghargai dan melanjutkan perjuangan yang telah dilakukan oleh para pahlawan masa lalu,’’ kata Pai.

PWI Majalengka pun berharap agar Pemkab Majalengka, Dinas Sosial, Kementrian Sosial (Kemensos RI), menkopolhukam RI dan presiden, dapat mempertimbangkan secara adil usulan itu. Yakni, mengakui keberhasilan dan kontribusi Letkol Abdul Gani dan Letnan Emen Slamet dalam mengusir penjajah di Majalengka.

‘’Sebab dengan memberikan penghargaan yang setimpal, akan terjalin rasa keadilan dan penghormatan yang pantas terhadap para pahlawan yang telah berkorban demi kemerdekaan dan kemajuan negara,’’ tutur Pai.

Dalam pengusulan sebagai calon pahlawan nasional itu, PWI Majalengka ingin menegaskan pentingnya menghargai kontribusi semua tokoh yang layak mendapatkan pengakuan sebagai pahlawan. Penghargaan tersebut akan memotivasi masyarakat untuk terus mengikuti jejak dan mengembangkan semangat kepahlawanan dalam memajukan bangsa. (Lilis Sri Handayani)

Kontak Info

Jl. Warung Buncit Raya No 37 Jakarta Selatan 12510 ext

Phone: 021 780 3747

[email protected] (Marketing)

× Image