Tajug

Dai 5 Benua Bawa Inspirasi Pendidikan Alquran ke Kaki Gunung Ciremai

'Dai 5 Benua' yang juga Ketua STIQ Al-Multazam Kuningan, Agus Setiawan. (Istimewa)
'Dai 5 Benua' yang juga Ketua STIQ Al-Multazam Kuningan, Agus Setiawan. (Istimewa)

KUNINGAN -- Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Al-Quran (STIQ) Al-Multazam Kuningan, Jawa Barat, Agus Setiawan, dikenal sebagai "Dai 5 Benua". Sebutan itu disematkan karena perjalanan dakwahnya yang menginspirasi dari 28 negara di lima benua.

Melalui perjalanan dakwahnya itu, Agus pun telah berkomitmen untuk memperkaya pendidikan Alquran di Indonesia. Yakni, dengan mengeksplorasi dan mengadopsi berbagai inspirasi dari berbagai budaya dan metode pembelajaran di seluruh dunia.

Agus menjadi sosok yang mencolok di dunia pendidikan Islam. Dalam perjalanannya yang melibatkan 28 negara dari lima benua, dia mengumpulkan beragam pengalaman dan ide-ide inovatif yang kini diimplementasikan dalam sistem pendidikan Alquran di lembaga yang dipimpinnya.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Salah satu tujuan utama perjalanan Agus adalah untuk mencari inspirasi tentang pendidikan Alquran yang dapat diterapkan secara efektif di lingkungan pendidikan Indonesia. Melalui kunjungannya ke negara-negara di benua Asia, Afrika, Amerika, Eropa, dan Australia, dia memperdalam pemahaman terhadap metode pembelajaran Alquran yang telah terbukti sukses di berbagai belahan dunia.

‘’Dengan berkunjung ke berbagai negara, saya mendapatkan wawasan baru tentang bagaimana pendidikan Alquran dapat diintegrasikan dalam konteks lokal dan global. Saya melihat berbagai metode pembelajaran yang dapat membantu menciptakan lingkungan belajar yang inklusif dan inspiratif bagi para mahasantri,’’ kata pria yang menuntaskan pendidikan doktoralnya di Universitas Kebangsaan Malaysia, Senin (18/12/2023).

Selain mendalami aspek akademis, Agus juga fokus pada nilai-nilai universal Islam yang dapat disosialisasikan melalui pendidikan. Dia berupaya menggali kearifan lokal dari setiap negara yang dikunjunginya dan mengaplikasikannya dalam kurikulum STIQ Al-Multazam.

‘’Inspirasi yang saya temui tidak hanya terbatas pada metode pengajaran, tetapi juga pada bagaimana kita dapat menerapkan nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari. Ini termasuk memahami budaya setempat dan menciptakan kurikulum yang relevan dengan kebutuhan masyarakat,’’ cetus lulusan terbaik Asia di Universitas Al-Azhar, Mesir itu.

Dengan membawa pulang berbagai inspirasi dari berbagai benua, Agus bertekad untuk menjadikan STIQ Al-Multazam sebagai pusat pendidikan Alquran yang unggul dan mampu mencetak generasi muslim yang berkualitas.

Keberhasilan perjalanan dakwahnya memberikan dampak positif dalam meningkatkan kualitas pendidikan Islam di Indonesia, sekaligus memperkaya keberagaman dalam sistem pendidikan Alquran di STIQ Al-Multazam.