Jogregan

14 Muara Sungai di Indramayu Alami Pendangkalan Parah

Nelayan mengemudikan perahu usai melaut di muara Karangsong, Indramayu. Pemkab Indramayu terus melakukan pengerukan muara-muara sungai yang ada di wilayahnya agar aktivitas kepala dan perahu nelaya berjalan lancar.. - (dok. Republika)
Nelayan mengemudikan perahu usai melaut di muara Karangsong, Indramayu. Pemkab Indramayu terus melakukan pengerukan muara-muara sungai yang ada di wilayahnya agar aktivitas kepala dan perahu nelaya berjalan lancar.. - (dok. Republika)

INDRAMAYU -- 14 muara sungai di Kabupaten Indramayu mengalami pendangkalan parah. Faktor alam diduga menjadi penyebab terjadinya sedimentasi di muara sungai tersebut.

Kondisi itu, kata Bupati Indramayu Nina Agustina, menyebabkan aktivitas keluar masuk kapal dan perahu nelayan menjadi terkendala. Untuk mengatasi pendangkalan muara sungai itu, kata dia, pihaknya mendatangkan kapal keruk.

"Dampak dari kondisi itu, produksi ikan tidak bisa maksimal karena perahu nelayan terhambat saat hendak keluar masuk muara," kata Nina kepada wartawan, Selasa (02/01/2024).

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Nina menjelaskan, kapal 'Keruk Bermartabat' itu dibuat dengan nilai Rp 15 miliar. Kalap itu telah selesai dibuat oleh Dinas Perikanan dan Kelautan (Diskanla) Kabupaten Indramayu dan dipergunakan untuk pengerukan muara.

Penyerahan Kapal Keruk Bermartabat dilakukan Bupati Indramayu Hj. Nina Agustina kepada nelayan Indramayu di Muara Karangsong, belum lama ini.

Nina mengatakan, dengan panjang pantai 147 kilometer, potensi perikanan dan kelautan Kabupaten Indramayu masih bisa dikembangkan secara maksimal. Apalagi, saat ini sebanyak 41.654 orang yang berprofesi sebagai nelayan merupakan kekuatan dan potensi untuk mengembangkan sumber daya perikanan dan kelautan tersebut.

Belasan muara sungai yang mengalami pendangkalan itu antara lain muara Karangsong, muara sungai cimanuk lama dan baru, muar sungai blok Ketimpal Singaraja, muara sungai Cipanas, serta muara Sungai Eretan.

Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Indramayu, Edi Umaedi memaparkan, pengadaan kapal Keruk Bermartabat merupakan peringkat pertama dari 10 proyek strategis yang ada di Kabupaten Indramayu.

Dari pemantauan Matapanruta.co.id, Selasa (2/1/20240, pendangkalan muara sungai itu salah satunya seperti yang terjadi di Blok Langgen, Desa Singaraja, Kecamatan Indramayu. Endapan lumpur di muara tersebut telah membuat aktivitas nelayan menjadi terhambat.

''Kalau mau keluar masuk muara, harus menunggu datangnya air pasang laut terlebih dahulu,'' keluh seorang nelayan asal Blok Ketimpal, Desa Singaraja, Wamin,

Wamin menjelaskan, terjadinya pendangkalan pada muara itu disebabkan sering terjadinya air pasang laut. Selain itu, dimulainya musim hujan, terutama di wilayah hulu sungai Cimanuk, telah membawa air kiriman yang mengandung banyak lumpur dan tanah.

Tanah dan lumpur yang terbawa air kiriman itu selanjutnya menumpuk di sekitar muara sungai. Lama kelamaan, terjadi pengendapan yang membuat muara menjadi dangkal. n Agus Yulianto