Bolehkah Sholat Tahajjud Berjamaah di Luar Bulan Ramadhan?

Tajug  
Umat muslim melaksanakan sholat tahajud dan Subuh berjamaah. (dok. Republika)
Umat muslim melaksanakan sholat tahajud dan Subuh berjamaah. (dok. Republika)

JAKARTA -- Syekh `Abdul-Majeed Subh, seorang ulama Azhari terkemuka, menyatakan, sholat tahajjud berjamaah boleh dilaksanakan. Dibolehkan pula salat sunah lainnya secara berjamaah.

Namun, lebih baik melaksanakan tahajjud dan salat sunnah secara individu. Nabi Muhammad SAW melakukan hal ini. Orang yang bangun di malam hari dan menunaikan tahajjud secara sendiri-sendiri merasakan ketenangan dan kenyamanan yang mungkin tidak didapatnya dalam salat berjamaah.

Diriwayatkan juga bahwa Allah SWT akan meridhoi kelakuan dua orang ketika salah satu dari mereka terbangun di tengah malam dan salat. Nabi Muhammad bersabda, “Allah SWT berfirman, ‘Wahai para malaikatku, lihatlah hamba-Ku. Dia berdiri dalam Sholat tanpa seorang pun melihatnya kecuali Aku.’ Allah juga ridha atas perilaku orang lain yang, tanpa perisai, bertemu musuh dan melawan musuh itu sampai dia terbunuh.”

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Sementara Dr Wael Shehab PhD dalam Studi Islam dari Universitas Al-Azhar dan saat ini menjabat sebagai Imam Masjid Pusat Kota Toronto di Kanada seperti dikutip dari Aboutislam.net, menyatakan, sholat tahajjud mendatangkan pahala yang besar, dan seorang Muslim harus tekun dalam melaksanakannya.

Sholat Tahajjud dapat dilakukan secara perorangan maupun berjamaah. Ini berlaku pada bulan Ramadhan dan waktu lainnya sepanjang tahun. Meskipun Nabi melakukan Tahajjud dan shalat sunnah lainnya secara individu dan berjamaah, seringkali beliau melakukannya secara individu.

Oleh karena itu, sholat Tahajjud secara individu lebih utama, dan tidak ada salahnya menunaikannya atau salat sunah lainnya secara berjamaah.

Di sini saya kutip hadis riwayat Ibnu Abbas sebagai dalilnya. Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhu berkata, “Aku bermalam di rumah bibiku Maymunah binti Al-Harits (istri Nabi) ketika Nabi berada di sana.

Nabi melaksanakan Sholat Isya (di masjid), pulang ke rumah, dan setelah sholat empat rakaat tidur. Kemudian, dia bangun di malam hari dan bertanya apakah anak laki-laki tersebut (atau dia menggunakan kata serupa) sudah tidur? Kemudian dia bangun untuk Sholat dan aku berdiri di sisi kirinya, namun dia menyuruhku berdiri di sebelah kanannya dan melakukan shalat lima rakaat diikuti dua rakaat lagi. Kemudian, dia tidur dan kemudian (setelah beberapa saat) dia berangkat untuk Sholat (Subuh).” (Al-Bukhari)

Oleh karena itu, Rasulullah memimpin Ibnu Abbas dalam Sholat Tahajud berjamaah. Nabi juga melakukan hal ini dengan para sahabat lainnya. n Agus Yulianto

Kontak Info

Jl. Warung Buncit Raya No 37 Jakarta Selatan 12510 ext

Phone: 021 780 3747

[email protected] (Marketing)

× Image