Ini Faktor Pemicu Suami Bunuh Istri di Cirebon

Jogregan  
Pelaku pembunuhan terhada istri diamankan pihak kepolisian. (Ilustrasi) (Dok. Republika)
Pelaku pembunuhan terhada istri diamankan pihak kepolisian. (Ilustrasi) (Dok. Republika)

CIREBON -- Akhir-akhir ini marak berita mengenai kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) bahkan berujung pada pembunuhan. Kasus teranyar adala suami bunuh istri di Cirebon. Ada sejumlah faktor yang mendukung pelaku melakukan tindak kekerasan terhadap keluarganya sendiri.

Menurut praktisi psikolog keluarga, Nuzulia Rahma Tristinarum seperti dikutip dari Republika.co.id, ada beberapa hal yang memengaruhi orang-orang yang kerap bertindak kasar, khususnya dalam keluarga. Di antaranya: pola asuh keluarga.

Terkait pola asuh ini, anak anak yang dibesarkan dengan kekerasan atau sering melihat kekerasan ayah pada ibunya atau sebaliknya, itulah yang akan menjadi gambaran dalam pikirannya.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Anak-anak ini pada masa dewasanya biasanya kesulitan dalam membangun hubungan yang sehat. Ini karena di dalam dirinya tidak ada file bagaimana seharusnya kehidupan dalam rumah tangga.

"Baik pelaku maupun korban secara tidak langsung merasa bahwa apa yang dilakukan dan dialaminya (kekerasan) adalah hal yang lumrah," ujar perempuan yang akrab disapa Lia.

Faktor kedua adalah lingkungan. Lingkungan turut membentuk persepsi dan perilaku seseorang. Dengan siapa orang itu bergaul, akan bisa menjadi indikator bagaimana perilakunya.

Ketiga adalah media. Seringnya terpapar dengan tayangan kekerasan dapat membuat seseorang merasa bahwa itu biasa dan mudah dilakukan. Biasanya tayangan ini juga ada pada game yang biasa dimainkan.

Dan faktor keempat adalah value atau mindset terhadap sebuah hubungan, Ada yang memiliki mindset bahwa perempuan harus patuh. Ini kerap membuat suami bertindak sewenang wenang terhadap istri.

Lia mengatakan, jika kejadiannya sampai pada tahap pembunuhan, perlu dicari tahu lebih dalam, apakah pelaku memiliki gangguan mental tertentu atau karena tidak memiliki kemampuan meregulasi

Kasus kekerasan bahkan pembunuhan suami terhadap istri, ada yang dilakukan didepan anak, menurut Lia, jika anak melihat adanya kekerasan tentu itu berpengaruh terhadap dirinya. Bisa mengalami trauma, depresi dan lainnya.

Beberapa masalah yang terjadi di antara pasangan suami istri, bisa bertambah berat jika terjadi berulang-ulang. Ini karena beban yang dirasakan semakin menumpuk, menimbulkan emosi yang tidak tertahankan sehingga suami atau istri lepas kontrol.

Sebelumnya, kasus pembunuhan di Cirebon terungkap usai jasad OL (20 tahun) yang merupakan istri dari MM (20), ditemukan warga tersangkut di bawah jembatan Desa Jatipura, Kecamatan Susukan, Kabupaten Cirebon, Rabu 10 Januari 2024 lalu.

Awalnya, jasad wanita yang terbungkus kain itu, tidak ada warga sekitar yang mengenalinya. Sehari setelah ditemukan warga, jasad tersebut dimakamkan. Tepatnya pada Kamis 11 Januari 2024.

Karena tidak diketahui identitasnya, makam OL sempat dinamai ‘Wanita binti Rabu’. Merujuk pada jenis kelamin dan hari penemuan jasadnya.

Namun, sejauh ini pihak kepolisian Polresta Cirebon belum mengeluarkan pernyataan resmi terkait motif dibalik pembunuhan istri oleh suaminya sendiri tersebut. n Agus Yulianto

Kontak Info

Jl. Warung Buncit Raya No 37 Jakarta Selatan 12510 ext

Phone: 021 780 3747

[email protected] (Marketing)

× Image