Mempersiapkan Diri untuk Kematian?

Tajug  
Seorang wanita berjalan di antara kuburan korban Covid-19 di Pemakaman Rorotan di Jakarta, Rabu, 7 Juli 2021. - (AP/Tatan Syuflana)
Seorang wanita berjalan di antara kuburan korban Covid-19 di Pemakaman Rorotan di Jakarta, Rabu, 7 Juli 2021. - (AP/Tatan Syuflana)

INDRAMAYU -- Ada rasa dalam diri manusia yang terus-menerus takut akan kematian. Hal ini normal bagi sebagian besar umat Islam. Namun, ‘Anda tidak dapat menghilangkan perasaan bahwa Anda akan mati’ adalah aspek yang mengkhawatirkan. Apakah ini merupakan perasaan tidak sehat, atau bahkan awal dari depresi. Lantas bagaimana kita harus bersiap menghadapi kematian itu?

Diriwayatkan oleh Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu: Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda: "Orang yang pertama kali diputuskan perkaranya pada hari kiamat adalah orang yang mati syahid. Dia akan dilahirkan. Allah akan mengingatkannya akan nikmat-Nya (yang telah Dia limpahkan kepadanya di dunia). Pria itu akan mengakuinya. Kemudian Allah akan bertanya kepadanya: Apa yang kamu lakukan terhadap mereka? Dia akan berkata: Aku berjuang dan mati demi Engkau. Allah akan berkata, Kamu berbohong. Anda berjuang agar Anda bisa disebut pejuang pemberani. Seret dia ke Neraka di wajahnya".

"Maka, seorang ulama akan ditanya serupa. Allah akan mengingatkannya akan nikmat-nikmat-Nya (yang dilimpahkan kepadanya di dunia). Dia akan mengakuinya). Allah kemudian akan bertanya kepadanya: Apa yang kamu lakukan terhadap mereka? Dia akan menjawab: Aku memperoleh ilmu dan menyebarkannya serta membacakan Al-Quran demi Engkau. Allah akan berkata, Kamu berbohong. Anda memperoleh pengetahuan untuk menjadi terkenal sebagai seorang sarjana; dan kamu membacakan Alquran agar dikenal bacaanmu. Allah akan berkata, Kamu berbohong, seret dia ke Neraka dengan wajahnya".

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

"Yang ketiga adalah orang yang sangat kaya. Allah akan memberi tahu dia tentang karunia-Nya yang dianugerahkan kepadanya di dunia. Dia akan mengenali mereka. Kemudian Allah bertanya: Apa yang kamu lakukan terhadap mereka? Dia berkata: Aku menafkahkan hartaku di jalan-Mu. Allah akan berkata, Kamu berbohong. Anda melakukannya untuk digambarkan sebagai orang yang dermawan (di masyarakat); (kamu diberi pahala di dunia sesuai niatmu). Sekarang kamu tidak berhak mendapatkan apa pun di akhirat kecuali Neraka). Jadi seret dia ke sana dengan wajahnya". (Hadits ini sahih dan diriwayatkan oleh Muslim dan Nasa'i)

Mengusung jenazah untuk dikebumikan. (Antara)
Mengusung jenazah untuk dikebumikan. (Antara)

Persiapan menghadapi kematian

Kita melihat aspek spiritual, fisik, mental dan sosial dalam kehidupan kita. Apakah kita mempunyai hubungan yang benar dengan Pencipta kita? Apakah kita mendapatkan tidur yang cukup sehingga kita siap secara mental untuk setiap hari? Apakah kita melakukan latihan fisik? Dan, apakah kita mendapatkan relaksasi dan interaksi yang cukup dalam kehidupan sosial kita? Ini adalah tindakan penyeimbangan antara aspek-aspek kehidupan kita. Jika terjadi ketidakseimbangan maka hal tersebut dapat menimbulkan pikiran negatif dan depresi.

Apakah kita sudah memutuskan hubungan dengan anggota keluarga mana pun? Jika demikian, kita harus mencoba memperbaikinya.

Yang penting adalah memanfaatkan waktu kita sebaik-baiknya. Artinya mengingat Allah. Ada banyak cara yang bisa kita lakukan. Kita harus memohon pengampunan atas segala dosa kita sebelum kita mati. Nabi biasa berdoa:

Ya Allah, ampunilah dosa-dosaku yang lalu dan yang akan datang, dosa-dosaku yang tersembunyi dan nyata, pelanggaranku, dan dosa-dosa yang Engkau ketahui lebih banyak daripada aku. Engkaulah yang mengedepankan dan yang menahan. Tidak ada Tuhan selain Engkau. (Shahih Muslim).

Aisha ra dengan dia meriwayatkan: "Ya Allah, Engkau Maha Pemaaf, Engkau suka memaafkan, maka ampunilah aku.' - Musnad Ahmad, Sunan bin Majah dan at-Tirmidzi:.

“Wahai orang-orang yang beriman! Bertaubatlah kepada Allah dengan ikhlas, agar Tuhanmu mengampuni dosa-dosamu dan memasukkanmu ke dalam surga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai ..” [Quran 66:8]

Tip harian

Kita bisa sholat (tepat waktu, membaca dan menghafal Al-Quran, dan kita bisa sholat subuh. Tidurlah dengan wudhu setelah mengucapkan doa sesuai sunnah'.

Mengapa tidak berpuasa pada hari Senin dan Kamis dan atau hari putih – tiga hari di pertengahan bulan 13, 14, dan 15?

Bagaimana kalau berwudhu di siang hari? Membaca doa sebelum dan sesudah makan, saat keluar dan masuk rumah akan menjauhkan setan dari rumah karena mereka tidak bisa makan atau tidur di mana nama Allah disebutkan.

Rasulullah bersabda: "Allah mempunyai sembilan puluh sembilan nama, seratus kurang satu, dan siapa yang menghafal semuanya akan masuk surga". (HR. Abu Hurairah dalam Bukhari).

Perbanyak perbuatan kebaikan

Kita bisa berwudhu dan membaca doa sebelum tidur malam dan tidur dalam keadaan tersebut. Jika Allah mengambil jiwa kita dalam keadaan seperti itu kita akan mati sebagai syahid.

Ada banyak doa yang bisa kita ucapkan yang menawarkan banyak keberkahan. Kita harus familiar dengan hal ini, misalnya Allahumma ajirni min an-nar, Subhanallahi wa bihamdihi, Subhanallahi al-azim dan la ilaha illallah....

Kita bisa bersedekah dan berbuat kebaikan sebanyak-banyaknya. Seiring bertambahnya usia menjadi semakin sadar bahwa Allah memberi kita kesempatan (ujian) di mana kita dapat memperoleh berkah-Nya.

Kita harus memanfaatkan kesempatan ini sebaik-baiknya untuk mendapatkan berkah-Nya. Mereka mungkin datang di dunia ini, di akhirat, atau keduanya. Kita harus melakukan ini sepanjang hidup kita. Kita harus berusaha melunasi hutang kita sebelum kita mati.

Dalam praktiknya, jika kita mempunyai properti, kita harus membuat surat wasiat. Sepertiganya dapat disumbangkan dan dua pertiganya dibagikan menurut hukum warisan.

Karenanya, dalam menghadapi kematian ini, kita percaya kepada Allah. Kitu berusaha melakukan yang terbaik untuk menyeimbangkan aspek spiritual, fisik, mental dan sosial dalam hidup kami. Kami menjaga kesehatan kami..

Sabar muncul berkali-kali dalam Alquran yang artinya tabah bertekun dan bersabar terhadap apapun yang datang dari Allah SWT.

Apa tujuan semua tindakan ini? Kita sedang membangun akun dengan Allah di kehidupan selanjutnya. Ibarat sebuah investasi, Allah SWT akan memberi pahala atas perbuatan kita hingga 700 kali lipat atau lebih. Apa yang ada di rekening kita itulah yang akan menunggu kita di kehidupan selanjutnya. Ingatlah bukan amal kita yang akan membawa kita ke Jannah, melainkan rahmat Allah.

Aisha meriwayatkan: Rasulullah SAW bersabda: "Ikutilah jalan yang benar, carilah kedekatan dengan Allah, dan sampaikan kabar gembira. Sesungguhnya di antara kalian tidak akan masuk surga hanya dengan amalnya saja. Mereka berkata, “Bahkan kamu pun tidak, ya Rasulullah?” Nabi bersabda, Bahkan aku pun tidak, kecuali Allah memberiku rahmat-Nya. Ketahuilah, amalan yang paling dicintai Allah adalah yang dilakukan secara teratur, meskipun kecil". (HR. Bukhari dan Muslim). n Agus Yulianto

sumber:

https://aboutislam.net/counseling/ask-about-islam/how-do-i-prepare-myself-for-death/

Kontak Info

Jl. Warung Buncit Raya No 37 Jakarta Selatan 12510 ext

Phone: 021 780 3747

[email protected] (Marketing)

× Image