Pengerjaan Proyek Pit Stop Kilang RU VI Balongan Tanpa Kecelakaan
INDRAMAYU -- Proyek pemeliharaan dan perawatan Kilang Pertamina RU VI Balongan, Kabupaten Indramayu, telah rampung. Bahkan, dalam sepekan ke depan, proyek yang melibatkan lebih dari 1.671 tenaga kerja ini tengah melakukan proses start up.
"Alhamdulillah, dalam pelaksanaan perbaikan ini, tidak terjadi kecelakaan kerja. Bahkan sesuai target, zero fatality, on schedule, on budget, in sya Allah tercapai," kata Mohamad Zulkifli, Area Manager Communication, Relation & CSR RU VI Balongan
Subholding Refining & Petrochemical PT Kilang Pertamina Internasional, saat dihubungi Matapantura.republika.co.id, Kamis (8/2/2024).
Sebelumnya, kilang kebanggaan masyarakat Indramayu ini mengadakan pekerjaan perbaikan yang berlangsung on to on selama 15 hari kerja. Pekerjaannya sendiri dilakukan mulai 15 Januari sampai 30 Januari 2024 dilanjutkan dengan proses start up.
Dengan pekerjaan yang memiliki risiko tinggi ini, Direktur Operasi PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Didik Bahagia menegaskan, agar seluruh pekerja yang terlibat, mulai dari pekerja kontraktor, pekerja mitra, hingga pekerja Pertamina untuk mengutamakan aspek keselamatan kerja.
"Seluruh pekerja harus mematuhi aspek HSSE Golden Rules yakni Patuh, Intervensi, dan Peduli (PIP) agar seluruh pekerja dapat memulai pekerjaan dengan aman dan pulang dengan sehat dan selamat," kata Didik saat Grand Safety Talk yang berlangsung di lapangan HSSE Check Point Pertamina RU VI, belum lama ini.
Proyek pemeliharaan kilang atau Pit Stop ini dilaksanakan di 3 (tiga) unit Kilang Balongan, yaitu DTU, RCC dan POC yang bertujuan untuk menjaga performa dan kehandalan kilang agar ketika sudah beroperasi normal, bisa beroperasi dengan maksimal.
Sementara General Manager PT KPI Unit VI Balongan Sugeng Firmanto menyampaikan, pekerjaan pemeliharaan kilang atau Pit Stop ini dilaksanakan dengan durasi total selama 16 hari, dengan total pekerja yang terlibat sebanyak 1.671 orang, dengan jumlah perusahaan kontraktor sebanyak 59 kontraktor yang terdiri atas 16 kontraktor skala nasional dan 43 kontraktor lokal.
“70 persen pekerja yang terlibat adalah pekerja lokal, dan 30 persen pekerja non lokal”, terang Sugeng Firmanto.
Dia juga meminta, agar direksi pekerjaan dan kontraktor harus benar benar memperhatikan aspek keselamatan kerja di antaranya memastikan kelayakan peralatan yang digunakan, memiliki surat izin kerja aman, dan mematuhi aspek HSSE lainnya. n Agus Yulianto