Pikiran Anda Masih Melayang-layang dalam Sholat, Ini Cara Mengembangkan Khusu

Tajug  
Tenang dan khusuk ketika sholat (ilustrasi) - (Dok. Republika)
Tenang dan khusuk ketika sholat (ilustrasi) - (Dok. Republika)

INDRAMAYU -- Berdiri, membaca, dan mengulang-ulang. Bahkan, masih berlatih terus-menerus berjuang dengan pikiran ketika khushu masuk dan keluar saat sholat.

Terkadang, rasanya semua orang mengalami masalah ini dan sedih karena masih berusaha memperbaikinya. Pikiran terkadang juga melayang dengan pemikiran di luar doa.

“Semua orang lebih baik darimu. Anda menyedihkan dan gagal bahkan dalam praktik dasar iman Anda. Kenapa kamu malah mencobanya? Anda sudah gagal. Mengapa bangkit kembali hanya untuk gagal lagi?”

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Pemikiran seperti ini tentu saja tidak masuk akal. Kebanyakan, orang mengalami kesulitan dalam khusyuk dalam shalat dan satu-satunya kegagalan sejati adalah berhenti.

Berjuang atau melakukan yang terbaik adalah kesuksesan. Namun, jika kita membiarkannya, renungan kejam ini akan mengambil alih. Mereka berkembang seperti tanaman merambat yang tumbuh dengan cepat, mencekik kehidupan segala sesuatu yang dilaluinya.

Bagi banyak orang, bukan hubungan dengan Allah SWT atau bahkan doa yang menjadi penghalang. Inilah dialog internal yang kelam. Bagi mereka yang belum mendirikan sholat dalam hidupnya, biasanya permasalahannya sama. Pikiran-pikiran yang mengecewakan seperti: “Mengapa memulainya sekarang? Apakah Anda berpikir Anda bisa konsisten? Mungkin tidak, jadi mengapa mencobanya? ”

Sungguh lucu bahwa kebanyakan dari kita membiarkan suara jahat di kepala kita mengganggu kita. Padahal di kehidupan nyata, kebanyakan dari kita tidak akan pernah membiarkan orang lain berbicara seperti itu kepada kita.

Siapa yang akan berdiri dan mendengarkan seseorang mengatakan hal-hal buruk seperti: "Kamu sangat bodoh! Dan gemuk! Tidak ada seorang pun yang akan mencintaimu. Saya bahkan tidak tahu bagaimana Anda mencapai sedikit yang Anda miliki. Pasti hanya sebuah kebetulan.”

Namun banyak orang membiarkan pemikiran ini mengambil alih dialog dalam pikiran mereka dan mengendalikannya. Masalahnya adalah kita sebenarnya mempunyai kendali lebih besar atas dialog ini daripada yang kita kira.

Entah itu saat salat, atau salat secara teratur, atau bahkan sekadar gambaran diri kita sendiri, kita membiarkan suara ini – apakah itu Setan atau sekadar dialog internal kita sendiri – mendorong kita.

Kontak Info

Jl. Warung Buncit Raya No 37 Jakarta Selatan 12510 ext

Phone: 021 780 3747

[email protected] (Marketing)

× Image