Berebut 'Kursi' Legislatif, Caleg Kalah Perolehan Suara, RS dan Padepokan Siap Tampung Pasien Stress
CIREBON -- Pemilu 2024 telah digelar serentak untuk pemilihan presiden dan wakil presiden, DPR RI, DPD RI, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota. Berdasarkan data KPU, untuk Pemilu Legislatif terbagi 2.710 daerah pemilihan (Dapil) dan memperebutkan 20.462 kursi.
Tentunya, hajatan demokrasi rakyat terbesar di Tanah Air ini diikuti oleh jutaan calon. Dan tentunya juga, triliunan rupiah uang 'dihamburkan' para calon tersebut, agar bisa meraih suara terbanyak dan mendapatkan kursi.
Ironisnya, sebagian dari caleg itu tidak benar-benar siap untuk menghadapi kekalahan dalam memperebutkan jumlah suara. Akibatnya, mereka pun tak sedikit yang 'dilarikan' ke rumah sakit umum, rumah sakit jiwa maupun padepokan guna menenangkan diri.
RSUD Oto Iskandar Dinata (Otista), Kabupaten Bandung, Jawa Barat, pun siap memberikan pelayanan terhadap calon anggota legislatif (caleg) Pemilu 2024 yang mengalami gangguan kejiwaan. RSUD menyiapkan ruangan rawat inap ataupun pelayanan rawat jalan.
“Kita siapkan ruang rawat inap biasa, ada empat. Artinya ada beberapa yang kosong,” ujar Direktur RSUD Otista, Yani Sumpena Muchtar saat dihubungi wartawan beberapa waktu lalu.
RSUD Otista telah menyiapkan 10 ruangan khusus bagi calon anggota legislatif (caleg) yang kejiwaannya terganggu akibat gagal pada Pemilu 2024. Ruang khusus isolasi ini untuk memberikan pelayanan kepada caleg yang mengidap depresi atau gangguan jiwa usai menerima bahwa dirinya tidak terpilih menjadi anggota legislatif pada Pemilu 2024.
Marsudi mengatakan, meskipun pada Pemilu 2019 tidak ada caleg gagal yang masuk rumah sakit, akan tetapi pihaknya akan tetap menyiapkan layanan tersebut untuk hal antisipasi.
Tak hanya rumah sakit, sejumlah padepokan maupun pondok pesantren pun juga menjadi pilihan para caleg yang mengalami masalah kejiwaan sebagai dampak Pemilu 2024.
Salah satunya Padepokan Anti Galau Cirebon milik Ustadz Ujang Busthomi. Kedatangan para caleg maupun timses tersebut, untuk menenangkan diri usai raihan suaranya tidak sesuai harapan.
Sebut saja namanya Udin (50 tahun) seorang caleg dari Kota Cirebon, yang datang ke Padepokan Anti Galau milik Ustadz Ujang Busthomi. Sebelumnya, dia bertarung di Dapil 3 Kota Cirebon.
Hanya saja, dalam 'pertarungan' yang telah dia persiapkan setidaknya setahun terakhir besama tim pemenangan, suara yang dia raih jauh dari target. Dari 2.000-an suara yang ditargetkannya, Udin hanya mendapatkan angka ratusan saja.
Padahal, dirinya bersama tim telah melakukan berbagai sosialisasi agar bisa diterima warga di daerah pemilihannya. Bahkan, dia sudah 'membom' uang ratusan juta untuk bisa sukses merebut hati warganya. "Habis ratusan juta rupiah," ujarnya.
Namun, upayanya itu ternyata tidak berbanding dengan hasil. Oleh sebab itu, dirinya berusaha menenangkan diri dengan cara mendatangi Ustadz Ujang Busthomi untuk 'berobat'. Tak hanya dirinya yang 'menenangkan diri' tapi salah satu tim suksesnya pun mengalami depresi sehingga mereka pun membutuhkan konsultasi spiritual.
Pemilik Padepokan Ustadz Ujang Busthomi mengatakan, tingkat depresi yang dialami timses tersebut, masih tergolong ringan. "Masih tergolong ringan, masih bisa diajak bicara meskipun tidak nyambung," tutur Ustadz Ujang kepada wartawan yang menghubunginya.
Karena masih tergolong depresi ringan, pengobatan kepada caleg dan timses tersebut berupa terapi spiritual. "Diberi semangat dan dianjurkan untuk datang ke para psikiater," sambungnya. n Agus Yulianto