PLN Dukung Konektivitas Transportasi Jakarta, Perkuat Ekosistem Kendaraan Listrik Berkelanjutan

Bisnis  
Jakarta Transport Forum 2024 di Jakarta International Equestrian Park. (Dok. Matapantura.republika.co.id)
Jakarta Transport Forum 2024 di Jakarta International Equestrian Park. (Dok. Matapantura.republika.co.id)

JAKARTA -- Terapkan konektivitas transportasi, Jakarta siap beranjak jadi gota Global. Tidak hanya mengusung konektivitas, tapi moda transportasi Jakarta juga mulai beralih dari sebelumnya menggunakan bahan bakar fosil menjadi moda transportasi berbahan bakar listrik yang lebih ramah lingkungan.

Peralihan itu mulai dari Kereta Rel Listrik (KRL) commuter line, Mass Rapid Transit (MRT), Lintas Raya Terpadu (LRT), Kereta Cepat Whoosh, Transjakarta, taksi listrik, hingga ojek online listrik. Penggunaan kendaraan listrik di Jakarta yang semakin masif, menambah semangat PLN dalam menyediakan ekosistem moda transportasi yang lebih andal.

Dalam mendukung konektivitas moda transportasi di Jakarta dan sekitarnya, General Manager PLN Unit Induk Distribusi (UID) Jakarta Raya, Lasiran memastikan, kapasitas pasokan listrik di Jakarta dalam kondisi cukup dan andal. Hal tersebut diungkapkannya saat mengikuti Jakarta Transport Forum 2024 di Jakarta International Equestrian Park.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

"Kami siap, menjadi penyedia listrik dan mendukung konektivitas moda transportasi di Jakarta. Kami telah menjalin kemitraan yang baik dengan MRT, LRT, commuter line, Transjakarta, dan penyedia moda transportasi listrik lainnya. Kenyamanan masyarakat Jakarta dalam bepergian menjadi prioritas kami,” ujar Lasiran dalam keterangannya yang diterima Matapantura.republika.co.id, Senin (11/3/2024).

PLN sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) juga mendapatkan mandat dari pemerintah untuk melakukan percepatan program kendaraan bermotor listrik berbasis baterai, yang tertuang dalam Peraturan Presiden No.55 Tahun 2019. Sejak dikeluarkannya Perpres tersebut, PLN telah menyiapkan ekosistem kendaraan listrik yang mumpuni, mulai dari Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU), Stasiun Pengisian Baterai Listrik Umum (SPBLU), hingga Stasiun Pengisian Listrik Umum (SPLU).

“Hingga saat ini kami telah menyediakan 49 SPKLU dengan 80 charger, lebih dari 440 SPBKLU, dan lebih dari 3.200 SPLU. Tidak hanya itu, kami juga menyediakan berbagai insentif bagi pengguna kendaraan listrik, mulai dari diskon pasang baru, diskon tambah daya, hingga diskon tarif charging pada malam hari,” ujar Lasiran.

Peralihan moda transportasi yang ramah lingkungan juga sejalan dengan komitmen PLN untuk mewujudkan Indonesia bebas emisi karbon tahun 2060. Lasiran menjelaskan, penggunaan 1 liter bensin dengan jarak tempuh 10 kilometer (km) dapat menghasilkan 2,4 kilogram (kg) emisi karbon, sedangkan dengan penggunaan 1,2 kilowatt hour (kWh) listrik dengan jarak tempuh 10 km hanya menghasilkan 1,2 kg emisi karbon.

"Jika kita menggunakan kendaraan listrik, kita bisa melakukan pengurangan emisi karbon hingga 50 persen untuk jarak tempuh yang sama. Biaya yang harus dikeluarkan untuk membeli 1,2 kWh listrik juga lebih murah dibanding membeli 1 liter bensin, dimana kita bisa menghemat biaya operasional hingga 84 persen," ucap Lasiran.

Di era kendaraan listrik ini, PLN UID Jakarta Raya juga menjamin pasokan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan listrik masyarakat Jakarta. “Dengan beban puncak sekitar 5.800 MW dan daya mampu pasok kita sekitar 10.300 MW, kami masih punya cadangan daya sekitar 44 persen,” kata Lasiran. n Agus Yulianto

Kontak Info

Jl. Warung Buncit Raya No 37 Jakarta Selatan 12510 ext

Phone: 021 780 3747

[email protected] (Marketing)

× Image