Jogregan

Indramayu Memasuki Periode Musim Transisi, Waspadai Sambaran Petir

Sambaran petir berlangsung selama terjadinya badai petir. (Dok. Republika/EPA-EFE/GAMAL DIAB)
Sambaran petir berlangsung selama terjadinya badai petir. (Dok. Republika/EPA-EFE/GAMAL DIAB)

INDRAMAYU -- Masyarakat Kabupaten Indramayu diminta waspada terhadap bencana sambaran petir. Pasalnya, wilayah pesisir pantai utara (Pantura) Jabar ini, tengah memasuki periode musim transisi dari musim hujan ke musim kemarau atau kemarau ke musim hujan.

"Normalnya, masa transisi ini berlangsung hingga sebulan ke depan," kata kepala BMKG Kertajati Dian Anggraeni, saat dihubungi Matapantura.republika.co.id, Jumat (29/3/2024).

Dikatakan Dian, petir adalah muatan listrik di udara yang disertai bunyi gemuruh. Petir itu, kata dia, timbul dari awan cumulonimbus.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Artinya kemunculan petir it sendiri pasti diserati dengan adanya awan cumulonimbus (awan konvektif). "Nah konteksnya di sini bukan berpindah, tapi karena ada potensi pertumbuhan awan konvektif di suatu tempat. yang menjadi faktor pertumbuhan awan konvektif itu ada banyak, salah satunya pemanasan yang intens, ada pertemuan massa udara, kelabilan udara dan lain-lain," ungkap Dian.

Pernyataan Dian itu terkait pertanyaan Matapantura.republika.co.id terkait dengan perpindahan kumpulan awan petir dari wilayah Cilacap, Jawa Tengah ke pantai Balongan, Kabupaten Indramayu, yang menyebabkan terjadinya kebakaran pada tangki BBM milik Pertamina RU VI Balongan, pada Maret 2021 lalu.

Sebelumnya diberitakan, bahwa peristiwa kebakaran Kilang Minyak Pertamina RU VI Balongan yang terjadi pada 29 Maret 2021, pukul 00.45 WIB menjadi pelajaran berharga para pihak terkait pengelolaan minyak dan gas (migas) di Tanah Air pada umumnya dan kabupaten Indramayu khusunya.

Peristiwa kebakaran itu salah satunya dipicu karena sambaran petir. "Dari hasil olah para pakar petir dan forensik Mabes Polri serta pakar terkait lainnya, kebakaran tangki di kilang saat itu karena faktor petir," ujarnya.

Tetapi, sambung dia, itu pun masih harus didukung oleh faktor lainnya yaitu segitiga api. Yakni, adanya udara yang cukup, bahan bakar yang cukup, dan panas yang mendukung. "Segitiga api, dimana akan menimbulkan api bila ketiganya bertemu adalah adanya udara yang cukup, bahan bakar yang cukup dan panas yang mendukung, maka terjadilah api atau kebakaran," ungkap Zulkifli.

Namun ditegaskan Dian, kemunculan badai petir yang menjadi penyebab terjadinya kebakaran pada tangki BBM Kilang Balongan itu, bukan dari perpindahan awan petir dari Cilacap ke Balongan.

"Jadi, di suatu tempat banyak petir itu bukan karena petirnya berpindah. Tapi, karena di lokasi tersebut menjadi lokasi yang potensi pertumbuhan awan konvektifnya tinggi," ujarnya.

Kejadian petir juga seringkali terjadi pada musim transisi/peralihan dari musim hujan ke musim kemarau atau kemarau ke musim hujan. Saat ini, kata dia, wilayah Indramayu sndiri memang sedang akan memasuki periode musim transisi/peralihan, sehingga menjadi salah satu faktor penyebab seringnya kejadian petir di wilayah indramayu akhir-akhir ini.

"Jadi perlu diwaspadai ya. Masa transisi ini normalnya berlangsung selama satu bulan," ujarnya, n Agus Yulianto