Wilayah Jabar Bakal Dilanda Gelombang Equatorial Rossby, BMKG: Waspada Potensi Bencana

Jogregan  
Petugas Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat angka yang tertera pada alat pengukur kecepatan angin atau anemometer.  (Dok. Republika/Antara)
Petugas Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat angka yang tertera pada alat pengukur kecepatan angin atau anemometer. (Dok. Republika/Antara)

MATAPANTURA.REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Kepala Stasiun Klimatologi Jawa Barat Rakhmat Prasetia dan Forecaster Stasiun Koordinator NDF dan MEWS Provinsi Jawa Barat Leni Jantika H mengatakan, gelombang atmosfer tipe Equatorial Rossby diprakirakan kembali aktif di wilayah Jawa Barat pada akhir pekan. Masyarakat pun diminta waspada potensi bencana hidromteorologi.

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebut Rossby Ekuator menjadi salah satu penyebab meningkatnya potensi hujan di beberapa wilayah di Indonesia. Hujan ini terjadi di tengah-tengah musim kemarau.

Gelombang Rossby, juga dikenal sebagai gelombang planet, terjadi secara alami dalam cairan yang berputar . Di lautan dan atmosfer bumi, gelombang ini terbentuk akibat rotasi planet. Gelombang Rossby secara alami terjadi pada fluida yang berputar.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Dalam sepekan ke depan, BMKG Jawa Barat merelease prakiraan kondisi global, regional, lokal, model cuaca deterministik dan probabilistik, diprakirakan potensi hujan dengan intensitas ringan hingga sedang masih berpotensi terjadi di sebagian wilayah Jawa Barat.

Terdapat beberapa faktor yang berpengaruh terhadap pembentukan awan dan atau terjadinya hujan di sebagian wilayah Jawa Barat. Di antaranya suhu muka laut di sekitar perairan Indonesia relatif hangat.

Kepala Stasiun Klimatologi Jawa Barat Rakhmat Prasetia mengatakan, sirkulasi siklonik terpantau di Samudra Hindia sebelah barat Sumatra dan di sekitar Selat Karimata sebelah barat Kalimantan, kondisi tersebut menyebabkan terbentuknya daerah belokan angin (shearline) di Laut Jawa sebelah utara Jawa Barat. Labilitas atmosfer secara umum sangat bervariasi yakni pada kategori labil ringan hingga kuat.

“Berdasarkan prakiraan kondisi global, regional, lokal, model cuaca deterministik dan probabilistik, diprakirakan potensi hujan dengan intensitas ringan hingga sedang masih berpotensi terjadi di sebagian wilayah Jawa Barat," ucapnya.

Potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat/sangat lebat disertai kilat/petir dan angin kencang yang dapat terjadi pada skala lokal dan durasi singkat terdapat di sebagian wilayah di kabupaten/kota di Jawa Barat.

BMKG, kata dia, merekomendasi kepada masyarakat dan instansi terkait agar waspada terhadap terjadinya potensi bencana hidrometeorologis (dampak cuaca esktrem) seperti hujan lebat hingga sangat lebat dalam skala lokal, angin puting beliung, dan hujan es yang dapat mengakibatkan dampak seperti banjir, tanah longsor, pohon tumbang, serta dampak kerusakan lainnya.

Waspada terhadap terjadinya cuaca ekstrem berupa hujan sedang hingga lebat yang disertai dengan kilat atau petir dan juga angin kencang pada sore hari, terutama pada hari dimana terjadi pemanasan kuat antara pukul 10.00 hingga 14.00 WIB, umumnya ditandai dengan jenis awan yang berwarna gelap, dan menjulang tinggi seperti kembang kol dan terkadang memiliki landasan pada puncaknya (Awan jenis Cumulonimbus).

Khusus untuk daerah bertopografi curam/bergunung atau rawan longsor agar tetap waspada khususnya pada kejadian hujan dengan intensitas ringan hingga sedang yang terjadi selama beberapa hari berturut-turut yang dapat meningkatkan kelabilan tanah dan memicu terjadinya tanah longsor. n Agus Yulianto

Kontak Info

Jl. Warung Buncit Raya No 37 Jakarta Selatan 12510 ext

Phone: 021 780 3747

[email protected] (Marketing)

× Image