Waduhhh Kok Bisa, 51 Ribu Warga Meninggal tak Dilaporkan, Anggaran Rp 25 M Terbuang Sia-Sia

Jogregan  
Warga melakukan jiarah kubur atas kerabatnya yang meninggal dunia. (Dok. Republika)
Warga melakukan jiarah kubur atas kerabatnya yang meninggal dunia. (Dok. Republika)

MATAPANTURA.REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Tidak diketahui apakah ini akibat keteledoran atau kesengajaan? Yang pasti, ada sebanyak 51 ribu warga Kabupaten Cirebon yang meninggal dunia, tidak dilaporkan. Dan dampaknya, Pemkab Cirebon. harus kehilangan anggaran sebesar Rp 25 miliar karena terbuang sia-sia.

Sekretaris Daerah (Sekda) Pemkab Cirebon, Dr Hilmi Rivai kepada wartawan menjelaskan, data yang tidak dilaporkan ini sangat merugikan. Sebab, kata dia, pemerintah harus mengeluarkan anggaran untuk keperluan Bantuan Sosial (Bansos) dan juga program jaminan sosial BPJS Kesehatan.

"Uang yang dikeluarkan untuk 51 ribu nomor induk kependudukan(NIK) itu cukup besar. Penghitungan kotor mencapai Rp 25 miliar per tahun," kata Hilmi.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Dikatakannya, anggaran yang terbuang sia-sia itu seharusnya dapat dimanfaatkan untuk program berdampak. Misalnya, pembangunan infrastruktur. "Jadi Pemkab Cirebon sangat prihatin karena angka spektakuler, tapi menjadi kerugian negara," sebutnya.

Atas persoalan itu, Hilmi meminta, Disdukcapil Kabupaten Cirebon untuk meningkatkan akurasi pendataan kematian. Di sisi lain, masyarakat juga pro aktif melaporkan anggota keluarga yang meninggal dunia.

"Sehingga, tidak terjadi lagi pembayaran jaminan sosial untuk NIK yang sudah meninggal dunia," ucapnya.

Pihaknya juga berharap, dengan program baru Disdukcapil yang jemput bola ke lapangan, bisa mengkikis habis angka 51 ribu NIK yang tercatat sudah meninggal dunia tersebut.

Dia mengakui, tingkat kesadaran masyarakat yang mendaftarkan kematian ini ,masih rendah. "Karenanya. kita eksekusi atau jemput bola ke lapangan," tegas Hilmi.

Kepala Disdukcapil Kabupaten Cirebon Iman Supriadi mengatakan, pada akhir 2023 kurang lebih ada 51 ribu warga yang meninggal belum membuat akte kematian. Akibatnya,NIK puluhan ribu warga tersebut masih aktif atau masih terdaftar.

“Untuk awal 2204 hingga April ini, sudah mengalami penurunan. Tinggal 40 ribu yang statusnya meningga tapi NIK-nya masih aktif," katanya.

Karena itu, pihaknya akan melakukan safari kelingan ke sejumlah titik. Khususnya di desa-desa dan kecamatan yang data kependudukannya dinilai kurang dari target pemerintah. n Agus Yulianto

Kontak Info

Jl. Warung Buncit Raya No 37 Jakarta Selatan 12510 ext

Phone: 021 780 3747

[email protected] (Marketing)

× Image