Keren....Indramayu Miliki Rice Milling Plant Modern Pertama di Indonesia

Jogregan  
Menteri Koperasi, Teten Masduki dan Bupati Indramayu, Nina Agustina, di Pabrik HPI Plant Kecamatan Kandanghaur, Selasa (15/8/2023). (Dok. Republika)
Menteri Koperasi, Teten Masduki dan Bupati Indramayu, Nina Agustina, di Pabrik HPI Plant Kecamatan Kandanghaur, Selasa (15/8/2023). (Dok. Republika)

MATAPANTURA.REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Asosiasi Bank Benih dan Teknologi Tani Indonesia (AB2TI) membangun Rice Milling Plant (RMP) di Desa Kalensari, Kecamatan Widasari, Kabupaten Indramayu. RMP berkapasitas 20 ton per hari tersebut akan menjadi penopang suplai padi dan beras di Kabupaten Indramayu maupun nasional dengan pendekatan dari hulu hingga hilir.

Ketua Umum AB2TI, Dwi Andreas Santosa, menjelaskan, saat ini AB2TI telah berada di 25 provinsi dan 125 kabupaten di Indonesia. Pembangunan RMP di Kabupaten Indramayu tersebut merupakan dukungan dari AB2TI kepada Kabupaten Indramayu yang menjadi lumbung pangan nasional.

‘’Kami sangat apresiasi kepada Kabupaten Indramayu sebagai lumbung pangan nasional. Kehadiran AB2TI menjadi mitra untuk terus mendukung kebijakan pertanian terutama di Kabupaten Indramayu, kami ingin Indramayu sebagai pilot project,’’ ujar Dwi, saat peresmian RMP di Desa Kalensari, Selasa (11/6/2024).

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Dwi menilai, sektor pertanian di Kabupaten Indramayu terus berkembang pesat. Berbagai kebijakan daerah terus diluncurkan, yang berkolaborasi dengan kebijakan pusat untuk mendukung ketahanan pangan.

Bupati Indramayu, Nina Agustina, mengatakan, kehadiran RMP yang dibangun oleh AB2TI itu akan sangat bermanfaat bagi para petani di Kabupaten Indramayu. Pasalnya, AB2TI akan membantu Pemkab Indramayu dalam pelaksanaan kebijakan pertanian yang akan bermuara pada peningkatan kesejahteraan petani di Indramayu.

‘’Terima kasih sudah membangun RMP, dan Indramayu dijadikan sebagai pilot project. Ini luar biasa bagi petani Indramayu. Semoga tujuan kita mensejahterakan petani bisa terwujud,’’ kata Nina.

Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah RI, Teten Masduki menjelaskan, jika ingin memajukan dan mensejahterakan petani, maka petani di Indramayu harus memiliki sistem produksi dari hulu hingga hilir. Sistem itupun dengan menerapkan corporate farming atau ekosistem pertanian yang kuat.

Menurut Teten, jika pilot project di Kabupaten Indramayu bisa berhasil, maka akan direplikasi di berbagai daerah lainnya. Dipilihnya Indramayu karena dianggap semuanya telah siap dan sangat memungkinkan untuk menjalankannya.

‘’Kami hitung anggarannya Rp 5 miliar untuk tiga bulan ini sebagai stok beras dengan melibatkan para petani,’’ terang Teten.

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Badan Pangan Nasional, Arief Prasetyo Adi menambahkan, dengan adanya RMP yang dimiliki oleh para petani kecil, maka akan semakin menguatkan ekosistem pertanian yang ada di Kabupaten Indramayu.

Menurut Arief, ketahanan pangan di tengah-tengah masyarakat harus dilakukan penguatan ekosistem pertanian dari hulu hingga hilir. Dia menilai, Kabupaten Indramayu sudah sangat siap untuk menjalankan hal tersebut karena semuanya ada di Indramayu.

‘’Di Indramayu ini sudah lengkap mulai dari pembenihan, pupuk, irigasi, pengolahan, hingga pemasaran pertanian harus dilakukan penguatan,’’ kata Arief. n Lilis Sri Handayani ed: Agus Yulianto

Kontak Info

Jl. Warung Buncit Raya No 37 Jakarta Selatan 12510 ext

Phone: 021 780 3747

[email protected] (Marketing)

× Image