Waspadai Kekeringan...Waduk Setu Patok Cirebon Mulai Mengering

Jogregan  
Warga mencari ikan di waduk yang mengalami penyusutan debit air. (Dok. Republika/Antara)

MATAPANTURA.REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Musim kemarau 2024, mulai dirasakan warga di sekitaran Waduk Setu Patok, Kecamatan Mundu, Kabupaten Cirebon. Saat ini, permukaan air di waduk tersebut mulai mengering ekstrim.

Surutnya air waduk dimanfaatkan masyarakat untuk menuruni atau mengunjungi lokasi dasar waduk yang terlihat daratannya. Para pengunjung, tak sedikit yang beraktivitas di tengah danau.

Keringnnya dasar waduk tersebut, justru menambah daya tarik bagi wisatawan yang datang. Apalagi kalau sore Sabtu dan Ahad pagi atau sore. "Kalau siang panas jadi nggak ada yang berani turun ke tengah waduk yang kering. Paling hanya warga sekitar yang beraktivitas saja," kata warga sekitar Alex Maman (40 tahun).

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Cimanuk-Cisanggarung, Dwi Agus Kuncoro mengatakan, pada kemarau tahun kemarin, Setu Patok masih ada airnya. Sedangkan Sedong, kehabisan air.

"Sekarang ke balik. Jadi memang jumlah kebutuhan yang tidak menentu, dari daya tampung sepuluh juta kubik air, tinggal dua ratus ribu meter kubik air. Jadi tidak bisa mengalir keluar ke hilir," ungkapnya.

Dikatakan Agus, ada sembilan waduk di BBWS Cimanuk-Cisanggarung. Terakhir, ada Waduk Cipanas namun belum penuh beroperasi. Akan tetapi, airnya masih bisa dimanfaatkan. Jadi, dari sembilan ada delapan yang beroperasi.

Dari delapan ini bisa di bagi dua kelompok. Kelompok pertama yang memang daya tampung air cukup beserta seperti Malahayu, Kuningan, Darma, dan Jatigede. Kelompok berikutnya yang memeng tampungannya kecil yang musim kemarau sering airnya habis seperti Sedong, Setu Patok, Rancah Bereum, dan Ulang.

Di akhir musim hujan kemarin, sekitar bulan April maupun Mei, menurutnya, ada operasi teknologi modernisasi cuaca (TMC) yang dikoordinir oleh pembina yaitu direktorat bidang OP Jakarta.

"Rakor di bulan Agustus lalu, memang mau merencanakan TMC lagi. Mungkin beberapa bendungan yang airnya sekarang sudah tidak ada diprioritaskan," ujar Dwi Agus.

Terkait masyarakat yang beraktivitas di tengah Setu Patok yang saat ini sedang viral, Agus mengungkapkan bahwa Setu Patok merupakan bendungan yang jika kemarau surut, namun jika musim penghujan airnya naik.

"Kalau ada masyarakat yang memanfaatkan tanah negara seperti menggarap lahan untuk tani harus izin. kalau kami tidak mengijinkan karena itu (waduk Setu Patok) tempat tampungan air. Kalau pasang surutnya besar, rentan. Harus ada edukasi juga ke masyarakat," ucapnya. n Agus Yulianto

Kontak Info

Jl. Warung Buncit Raya No 37 Jakarta Selatan 12510 ext

Phone: 021 780 3747

[email protected] (Marketing)

× Image