Pendidikan Berbasis Lingkungan Khas Daerah Memacu Rakyat Jabar Lebih Produktif
MATAPANTURA.REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Pendidikan berbasis lingkungan khas daerah bakal diterapkan di Jawa Barat. Pendidikan berbasis lingkungan khas daerah ini sebagai cara iuntuk memajukan masyarakat supaya lebih produktif.
Pendidikan berbasis lingkungan khas daerah tersebut bakal menjadi salah satu prioritas program calon Gubernur Jabar (Cagub Jabar), Dedi Mulyadi. "Insya Allah, nanti akan ada pendidikan khusus di Jabar yang disesuaikan dengan keunggulan khas dari daerah masing-masing," katanya, Jumat (6/9/2024).
Dedi mengungkapkan, bila nanti menjadi Gubernur Jabar, dirinya akan menerapkan pelajaran karakter yang disesuaikan dengan ciri khas lingkungan tiap daerah sejak belajar di Sekolah Dasar (SD).
Dia mencontohkan Kota dan Kabupaten Tasikmalaya. Kedua daerah itu, kata dia, memiliki ciri khas anyaman atau kerajinan bambu serta daerah pesantren, murid SD nantinya akan ada kurikulum pelajaran membuat anyaman.
"Ini supaya warga Jabar lebih produktif. Kalau saya memimpin, sekolah akan ada kurikulum pelajaran berbasis khas lingkungan daerah setempat. Misalnya, Tasik terkenal anyaman, maka akan diterapkan kurikulum terkait anyaman," ucap dia.
Dedi menyampaikan gagasannya itu dalam Orasi Perkuliahan Sidang Senat Terbuka Dalam Rangka Tasyakur Milad ke-38 Institut Agama Islam Latifah Mubarokiyah (IAILM) Surayalaya, Kabupaten Tasikmalaya, Kamis 5 September 2024.
Dia menambahkan, pendidikan karakter lingkungan disesuaikan dengan keunggulan khas tiap daerah akan diberlakukan se Jabar. Sehingga, pembentukan karakter menjadi keahlian setiap generasi muda Jawa Barat yang ditanamkan sejak kecil, akan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
"Dari kemampuan itu, karakter terbentuk. Sekarang coba lihat, orang China ketika belajar kungfu kan tidak langsung, bertahap, suruh berdiri dulu berhari-hari, dikasih beban, lama ada proses," ujarnya.
"Nah, di Sunda itu di sistem pendidikan kita itu aneh. Anehnya dimana, misal belajar silat, begitu datang langsung diajari jurus kan. Harusnya bertahap," tambah dia.
ahapan itu lah nantinya, yang akan membentuk setiap generasi muda menjadi sabar, ulet dan kreatif. Sosok individu tadi, akan menjadi generasi yang unggul dan mampu menciptakan pengusaha-pengusaha besar dan cendikiawan yang mumpuni.
"Nah, itu yang harus segera dibenahi ke depan. Jadi saya lihat pendidikan ini misalnya SD, nanti ada anak-anaknya tuh belajar Nyulam. Pendidikan kesabaran nanti bertingkat lagi ketika SMP kurikulumnya apa? Karena saya bilang secara umum, SD tingkatannya non digital dan karakter dulu, SMP itu seperampat digital, SMK setengah digital, perguruan tinggi baru full digital. Nah, kalau SD sudah langsung digital, bagaimana dia belajar tentang kesabaran?" tutur Dedi.
Dengan demikian, kata dia, kesabaran dan keuletan itu sangat penting, hal itu akan diterapkan di sistem pendidikan jika dirinya menjadi pimpinan Jabar. Alasannya, para pengusaha besar dan sukses yang ada sekarang itu terbentuk karena keuletan dan kesabarannya dalam fokus menjalankan usahanya.
"Dulu banyak orang jadi pengusaha besar di Jawa barat, misal di Tasik, ada Pak Haji pemilik Karunia Bakti dan Primajasa. Apakah dia dulu sekolah manajemen tentang transportasi? Oleh perjalanan lah yang menjadi sukses. Belajar pendidikan lewat proses yang bersifat alami," katanya.
Tentunya, Kang Dedi sapaannya meyakini, sistem pendidikan berbasis lingkungan berkarakter ini akan berhasil membentuk kepribadian generasi muda yang unggul.
Para generasi muda Jabar tak akan terkungkung oleh derasnya perkembangan digitalisasi seperti ponsel, game, dan hal lain yang berbahaya mulai judi online dan pinjaman online. Apalagi, dirinya saat menjabat Bupati Purwakarta dua periode, telah mencoba mengaplikasikan sistem pendidikan berkarakter ini di seluruh sekolah Purwakarta. n Agus Yulianto