Jogregan

Kasus Vina Cirebon Bukan Pembunuhan tapi Kecelakaan, Ini Kata Saksi Mata Nasrudin

Saksi mata Nasrudin (kanan) dalam kesaksian yang dilontarkannya di Kanal You Tuber Kang Dedi Mulyadi Channel. Nasrudin merupakan sosok yang baru muncul dalam kasus Vina Cirebon. (Dok. istemiwa)

MATAPANTURA.REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Kasus kematian Vina dan Eky di Cirebon pada 2016 lampau, bukan karena pembunuhan. Namun, kematian pasangan kekasih itu akibat kecelakaan lalu lintas.

Demikian diungkapkan saksi mata Nasrudin dalam kesaksian yang dilontarkannya di Kanal You Tuber Kang Dedi Mulyadi Channel. Nasrudin merupakan sosok yang baru muncul dalam kasus Vina Cirebon.

Kasaksian Nasrudin tentu saja membuat sontak warganet. Saat ini, dia menjadi perhatian publik setelah pengakuannya menyaksikan kecelakaan tunggal di fly over Kepompongan, Talun, Kabupaten Cirebon.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

"Saya melihat kecelakaan tunggal yang menimpa sepasang remaja itu. Kejadiannya sekitar pukul 22.00 WIB, Sabtu (27/8/2026) 2016 di fly over Kepompongan," ujarnya.

Namun, Nasrudin mengaku, setelah melihat kecelakaan tunggal itu, dirinya tidak terlalu memperhatikan peristiwa tersebut. Sampai kemudian, setelah tayang film "Vina Sebelum 7 Hari", kasus Vina Cirebon muncul kembali dan menarik perhatian hampir seluruh masyarakat di Indonesia.

Poster film "Vina Sebelum 7 Hari". (Dok. Republika)

Dia pun akhirnya mengikuti perkembangan berita kasus Vina dan Eky ini. Bahkan, dia mengaku, heran dengan apa yang terjadi kemudian.

"Saya baru tahu kalau kecelakaan itu berubah menjadi pembunuhan dan pemerkosaan, terus ada yang dipenjara seumur hidup," tutur Nasrudin kepada Dedi Mulyadi.

Karena itulah, dirinya terpanggil setelah memastikan bahwa peristiwa yang dilihatnya di fly over itu adalah kecelakaan tunggal. "Tadinya, saya tidak terlalu memperhatikan. Hanya kecelakaan biasa. Tapi kok sekarang ternyata kasusnya berubah jadi pembunuhan dan pemerkosaan," ucap Nasrudin.

Nasrudin pun mengaku, sempat memotret suasana setelah kecelakaan terjadi di fly over. Belakangan, handphone (HP) yang dipakai untuk memotret itu diserahkan ke penasehat hukum Titin P untuk dibuka ke ahli HP di Jakarta.

"HP-nya merk Nokia. Mudah-mudahan bisa hidup dan foto-fotonya bisa diselamatkan," tutur Nasrudin.

Diceritakan Nasrudin, pada Sabtu malam itu dalam suasana gerimis setelah hujan pada sore harinya. Dia berjalan kaki dalam perjalanan menuju Kota Cirebon dari Sumber.

Dari Sumber, lalu Nasrudin pulang berjalan kaki sendirian ke arah Kota Cirebon menuju tempatnya tinggal di Makam Sunan Gunung Jati. Namun saat itu, dirinya takut karena mengira seorang pria di depannya yang diduga begal.

Karenanya, Nasrudin sempat berhenti di tengah fly over sambil merokok. Dia berharap, jalan di sekitaran fly over ramai supaya bisa melewati orang di depannya yang disebutkan berpenampilan dekil dan berambut gondrong.

"Saat itu sepi dan agak gelap. Saya nunggu ramai terus saya lewat," ucapnya.

Pada saat berhenti itu, Nasrudin melihat dari arah Kota Cirebon, sebuah sepeda motor, sendirian, meluncur sangat kencang naik ke fly over ke arah Sumber.

Tak hanya ngebut, tapi sepeda motor itu jalannya zigzag, standing dan jumping. Hanya beberapa detik, setelah zigzag beberapa kali sambil jumping, sepeda motor menabrak pembatas jalan.

"Penumpangnya laki-laki dan perempuan. Yang laki-laki pakai helm, terpental, kepalanya menghantam tiang lampu jalan. Yang perempuan terlempar ke aspal jalan," tutur Nasrudin.

Setelah kecelakaan, Nasrudin melihat pria gondrong di depannya sempat mendekati tempat kecelakaan. Lalu ada sepeda motor berboncengan dari arah Sumber, berhenti terus pergi.

"Setelah itu ada beberapa orang lain. Saya dengar ada yang meminta agar segera memanggil polisi," tutur Nasrudin.

Nasrudin mengaku, sempat mengabadikan situasi sesaat kecelakaan dengan memotret lewat Handphone (HP) Nokianya. n Agus Yulianto