Jogregan

Jedoorrr...Lambung KM Luragung pun Jebol Dihantam Ombak Laut Pantura, 2 ABK Selamat dan 1 Hilang

Personel BPBD mengawasi perahu saat pencarian nelayan akibat kapal motornya tenggelam akibat diterjang gelombang setinggi dua meter. (ANTARA /Dedhez Anggara)
Personel BPBD mengawasi perahu saat pencarian nelayan akibat kapal motornya tenggelam akibat diterjang gelombang setinggi dua meter. (ANTARA /Dedhez Anggara)

INDRAMAYU -- 'Jeddooorrr...' Suara dentuman keras ombak pantai laut utara (Pantura) Kabupaten Indramayu, Provinsi Jabar itu menghantam telak lambung Kapal Motor (KM) Luragung. Akibatnya, kapal pun kandas dan tenggelam. Beruntung, dua anak buah kapal berhasil menyelamatkan diri. Namun, satu lainnya hingga kini masih dalam proses pencarian tim Sapolair Polres Indrmaayu bersama Basarnas dan BPBD.

Dua nelayan itu, yakni Juanda (55 tahun) dan Juwanto (49 tahun), keduanya warga Desa Sukahaji, Kecamatan Patrol. Sementara satu rekannya, Apandi (38 tahun) terpisah dan hilang.

"Sampai Jumat (11/2/2022) Satuan Polair Polres Indramayu bersama Basarnas dan BPBD masih melakukan upaya pencarian," kata Kasat Polair Polres Indramayu, AKP Suprapto kepada wartawan.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Di kalangan nelayan Pantura, ombak besar di laut utara Jawa ini dikenal dengan sebutan 'ombak jedor'. Ombak besar ini terjadi akibat pergerakan naik dan turunnya air dengan arah tegak lurus permukaan air laut yang membentuk kurva/grafik sinusoidal.

Ombak atau gelombang laut besar ini disebabkan oleh angin kencang. Angin di atas lautan mentransfer energinya ke perairan, menyebabkan riak-riak, alun/bukit, dan berubah menjadi apa yang kita sebut sebagai ombak besar atau gelombang.

BMKG Kertajati merilis, untuk saat ini, gelombang di perairan Jawa bagian Barat, termasuk Kabupaten Indramayu, tercatat setinggi 1,25 hingga 2,5 meter. Kondisi ini masih berbahaya bagi kapal-kapal motor nelayan kecil.

Menyangkut peristiwa KM Luragung ini, Suprapto menyebutkan, terjadi kapal berlayar di sekitar perairan Bugel menuju muara Kalimenir, Kecamatan Patrol, sekitar jam 08.00 WIB. Sekitar satu setengah jam perjalanan, KM Luragung dihantam ombak jedor.

"Hantam ombak jedor itu mengakibatkan bagian lambung kapal sisi kiri, jebol. Kondisi itu, menyebabkan terjadinya kebocoran dan tak lama kemudian kapal tenggelam," ujarnya.

Beruntung tidak terlalu jauh ada kapal lain yang melihat peristiwa tersebut yakni KM Langkah Pasti 07. Melihat ada dua nelayan yang terapung di tengah luat, nahkoda KM Langkah Pasti 07 kemudian melaporkannya ke petugas Satuan Polair.

"Dua nelayan berhasil diselamatkan, tapi satu rekannya hilang. Upaya pencarian terus dilakukan, tapi sampai saat ini belum membuahkan hasil," ujar Suprapto.

Jangan melaut

Bupati Indramayu Nina Agustina yang dihubungi terpisah meminta, agar selama cuaca dan gelombang laut masih tinggi, nelayan tidak melaut dulu.

"Cuaca dan gelombang saat ini sedang tidak bersahabat. Jadi, sebaiknya nelayan tidak usah melaut dulu," ucap dia.

Pemkab Indramayu melalui Dinas Perikanan dan Kelautan (Diskanla), kata Nina, setiap hari telah menginformasikan iklim laut bagi para nelayan melalui SMS Centre, Informasi Daerah Penangkapan Ikan (IDPI ) dan Iklim laut juga melalui media sosial lainnya. Informasi ini, kata dia, agar nelayan tahu waktu yang tepat kapan dia bisa melaut atau tetap berada di daeratan.

"Peristiwa seperti ini, jangan lagi terulang. Keselamatan jauh lebih penting," tegas Nina. n Agus Yulianto