Tajug

Ketika Rajab, Jibril Kali Pertama Turun Menemui Nabi SAW

Pementasan drama Isra Miraj: The Miraculous Night Journey di Gedung Balai Pemuda Surabaya, Jawa Timur. (Antara/Moch Asim)
Pementasan drama Isra Miraj: The Miraculous Night Journey di Gedung Balai Pemuda Surabaya, Jawa Timur. (Antara/Moch Asim)

"Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah ialah dua belas bulan dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi; di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu." (QS at Taubah [9]: 36)

Dilansir dari laman About Islam, Bulan Rajab atau bulan ketujuh dalam penanggalan hijriyah menjadi satu momen penting dalam menyambut datangnya bulan suci Ramadhan, yang oleh Rasulullah SAW memang sudah dinantikan dua bulan sebelumnya, yakni sejak bulan Rajab dan Sya'ban.

Bulan Rajab merupakan salah satu bulan Muharram yang artinya dimuliakan (ada empat bulan utama: Dzulqai'dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab). Rajab terletak antara bulan Jumadil Akhir dan bulan Sya'ban. Bulan Rajab sebagaimana bulan Muharram termasuk bulan haram.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Keutamaan tersebut juga diperkuat dengan sabda Nabi Muhammad SAW, "Rajab adalah bulan Allah, Sya'ban adalah bulanku dan Ramadhan bulan umatku."

Dalam salah satu riwayat, di dalam bulan Rajab inilah Malaikat Jibril pertama kali turun kepada Rasulullah SAW dengan membawa risalah, juga di bulan Rajab pula Nabi SAW di-isyara'kan.

Bukan tanpa sebab mengapa bulan-bulan tersebut disebut sebagai bulan haram. Seperti diuraikan al Qodhi Abu Ya'la ra, terdapat dua alasan yang mendasarinya. Pertama, diharamkan pada bulan tersebut adanya pembunuhan. Hal tersebut juga diyakini oleh orang-orang Jahiliyyah sejak zaman dahulu.

Sementara sebab kedua, segala perbuatan haram dilarang mengingat kemuliaan bulan tersebut. Sebaliknya, sebagian ulama berpendapat jika pada bulan-bulan itu hendaknya dimanfaatkan untuk melakukan berbagai amalan yang baik.

Oleh karena itulah, para salaf amat menyukai untuk melakukan puasa serta berbagai amalan lainnya pada bulan haram. Sufyan Ats Tsauri mengungkapkan, "Pada bulan-bulan haram, aku sangat senang berpuasa di dalamnya."

Masing-masing bulan haram ini memang memiliki keistimewaan. Bulan Dzulqa'idah disebut sebagai salah satu bulan haji (asyhurul hajj), antara lain bulan Syawal, Dzulqa'idah, dan 10 hari dari bulan Dzulqa'idah.

Allah SWT menngkhususkan bulan-bulan itu untuk pelaksanaan ibadah haji ke Tanah Suci bagi umat Muslim dari seluruh dunia. Begitu pula sebagian ulama yang menilai bahwa bulan haji tersebut merupakan waktu utama untuk melaksanakan ibadah umroh, di samping pula pada bulan Ramadhan.

Pada bulan Dzulhijah, adalah ketika tiba prosesi manasik haji. Di dalamnya terdapat 10 hari pertama yang penuh keberkahan, serta tiga hari selanjutnya yakni hari tasyrik.

Bulan Muharram inilah bulan pertama dalam kalender Hijriah. Ibnu Rajab al Hambali menyatakan bahwa bulan Muharram juga disebut syahrullah (bulan Allah) sehingga menjadikannya bulan penuh keutamaan.

Karenanya, sesuai sabda Nabi SAW, dianjurkan untuk berpuasa di bulan ini. "Puasa yang paling utama setelah puasa Ramadhan adalah puasa pada bulan Muharram, sedang shalat yang paling afdhal sesudah shalat fardhu adalah shalat malam." (HR Muslim)

Yang paling diutamakan untuk berpuasa di bulan Muharram adalah pada hari ke 10 atau yang disebut hari asyura. Abu Qatadah berkata, Rasulullah bersabda, "Puasa asyura menghapus dosa setahun, sedang puasa Arafah menghapus dosa dua tahun." (HR Muslim, Tirmizi, Abu Dawud)

Awalnya, puasa asyura hukumnya wajib, akan tetapi setelah turun perintah puasa pada bulan Ramadhan, maka menjadi sunnah. Pada bulan Muharram ini pula, umat Islam biasanya memperingatinya dengan berbagai kegiatan keagamaan di masjid-masjid.

Sementara bagi bulan Rajab, seperti telah diuraikan sebelumnya, bahwa inilah awal mula persiapan memasuki bulan suci Ramadhan. Banyak kalangan ulama yang berpendapat, hendaknya pada bulan-bulan itu (Rajab dan Sya'ban), diisi dengan amalan-amalan.

Bulan Rajab juga menjadi istimewa karena berkaitan dengan peristiwa Isra dan Miraj, yang pada tahun ini, akan jatuh pada tanggal 27 Rajab (20 Juli.

Peristiwa Isra Miraj memiliki arti penting bagi umat Muslim. Inilah momen perjalanan Rasulullah SAW dari Makkah ke Baitul Maqdis (Isra) dan kemudian menuju Sidratul Muntaha (Miraj) untuk menerima perintah shalat lima waktu dari Allah SWT. Itulah antara lain keutamaan dan keistimewaan bulan-bulan Haram.