Innalillahi, Diserang Saat Wiridan Bersama Jamaah, KH Farid Ashr Waddahr Luput dari Maut.

INDRAMAYU – Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) An-Nur, Desa Tegalmulya, Kecamatan Krangkeng, Kabupaten Indramayu, diserang menggunakan senjata tajam oleh seorang warga, Selasa (8/3/2022) sekitar pukul 22.39 WIB. Beruntung, KH Farid Ashr Waddahr lolos dari maut, meski mengalami luka tusuk.
Sebelumnya, pelaku penyerang terlebih dulu melukai istri dan keponakan pimpinan ponpes tersebut. Belum dikethaui motif penyerangan karena polisi masih melakukan pemeriksaan.
KH Farid Ashr Waddahr adalah Ketua Jam’iyyah Ahlith Thariqah Al Mu’tabarah An Nahdliyyah (Jatman) Nahdlatul Ulama Kabupaten Indramayu. Kyai yang biasa dipanggil Gus Farid itu diserang saat memimpin wirid di Mushola Pesantren An-Nur Desa Tegal Mulya, Kecamatan Krangkeng, Kabupaten Indramayu, Selasa (8/3) sekitar pukul 22.30 WIB. Kyai muda muda itu diserang dengan menggunakan senjata tajam.
Diperoleh informasi peristiwa penyerangan terjadi saat kompleks ponpes dalam keadaan sepi. Saat itu, pelaku bernama Sakrodin (32 tahun), asal Desa Dukuh Jati, Kecamatan Krangkeng, mendatangi ponpes untuk mencari Gus Farid.
Namun yang dicari tidak ketemu. Di rumah hanya ada istri dan keponakan Gus Farid. Tanpa banyak bicara, pelaku lalu menyerang istri dan keponakan Gus Farid.
Usai menyerang keduanya, pelaku kemudian menuju mushala ponpes. Di tempat itu pelaku melihat Gus Farid sedang zikir. Pelaku lalu menyerang Gus Farid dari belakang.
Sepupu Gus Farid, H Azun Mauzun, menjelaskan, peristiwa itu bermula saat pelaku, yang diketahui bernama Sakrodin (32), asal Desa Dukuh Jati, Kecamatan Krangkeng, langsung masuk ke rumah Gus Farid. Di dalam rumah itu ada istri Gus Farid, Ning Annah (28) dan keponakannya, Muhammad Haka (18).
Pelaku menanyakan keberadaan Gus Farid dan dijawab bahwa Gus Farid tidak ada di rumah. Mendapat jawaban itu, pelaku sempat keluar rumah dan tak lama kemudian masuk lagi ke rumah Gus Farid. Pelaku kemudian menyerang istri dan keponakan Gus Faridh.
"Istri Gus Farid mengalami luka parah. Padahal sedang hamil sekitar empat bulan," kata Azun, Rabu (9/3).
Tak puas menyerang keluarga Gus Farid, pelaku kemudian menuju Mushola Pesantren An-Nur, yang berjarak sekitar 200 meter. Di mushala itu, Gus Farid sedang melakukan wirid bersama jamaahnya. Pelaku masuk ke dalam mushola dan langsung menyerang Gus Farid dengan senjata tajam.
"Lokasi penyerangannya di pengimaman mushola," kata pria yang juga menjabat sebagai Ketua Rabithah Ma’ahid al Islamiyah (RMI) tersebut.
Jamaah dan warga yang mengetahui hal itu langsung mengamankan pelaku. Pelaku juga sempat ‘dimassa’. Namun, mereka bisa mengendalikan diri hingga kemudian berinisiatif membawa pelaku ke Mapolsek Krangkeng.
Sementara Gus Farid, istri dan keponakannya dilarikan ke RSUD Krangkeng. Gus Farid dan keponakannya diketahui menderita luka ringan dan saat ini sudah pulang ke rumah.
"Istrinya mengalami luka parah. Sudah dirujuk ke RS Gunung Jati Cirebon," terang Azun.
Azun mengaku, mengenal pelaku karena tinggal tak jauh dari pesantrennya di Desa Dukuh Jati. Menurutnya, pelaku dikenal sebagai sosok yang pendiam. Karena itu, dia tidak tahu secara pasti motif pelaku melakukan penyerangan tersebut.
"Kalau dendam, sepertinya tidak mungkin. Dendam apa sih? Gus Farid tidak punya musuh," ucap Azun.
Kasat Reskrim Polres Indramayu, AKP Luthfi Olot Gigantara, mengatakan, pihaknya masih melakukan penyelidikan mengenai peristiwa tersebut. Dia juga sudah melakukan pengecekan ke lokasi dan meminta keterangan dari sejumlah saksi. "Pelaku sudah kami amankan," tandas Luthfi.
Namun, dia memminta, masyarakat agar tidak terpancing isu-isu miring yang dikaitkan dengan peristiws tersebut. Apalagi kasusnya, kata dia, masih dalam penyelidikan polisi.
"Jangan terprovokasi isu yang tidak benar, percayakan semua kepada kami (polisi). Kita harus komitmen untuk menciptakan Indramayu yang tetap kondusif seperti sekarang," tegasnya.
