Jogregan

Pemkab Cirebon Siapkan Lahan 5,7 Hektare, Sekolah Rakyat Segera Dibangun

 

CIREBON — Kabupaten Cirebon hingga kini belum memiliki Sekolah Rakyat. Pemkab Cirebon pun telah menyiapkan lahan untuk pembangunan Sekolah Rakyat di Blok Silayur, Kelurahan Kaliwadas, Kecamatan Sumber.

“Program Sekolah Rakyat bertujuan memberikan akses pendidikan gratis dan berkualitas bagi anak-anak dari keluarga miskin dan miskin ekstrem untuk memutus rantai kemiskinan,” ujar Wakil Bupati Cirebon, Agus Kurniawan Budiman, Jumat (14/11/2025).

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Agus menjelaskan, ada dua model Sekolah Rakyat, yakni rintisan dan murni. Di Kabupaten Cirebon, menggunakan model murni. Sehingga, Pemkab Cirebon menyediakan lahan kosong untuk kemudian dibangun Sekolah Rakyat.

Berdasarkan data Dinas Sosial Kabupaten Cirebon, lahan yang telah disiapkan oleh pemerintah daerah untuk lokasi Sekolah Rakyat seluas 5,7 hektare. Adapun status tanah itu milik Pemkab Cirebon dan dipastikan tidak dalam sengketa.

Dari hasil survei Kementerian Pekerjaan Umum pada 23 Mei 2025 silam, luas efektif lahan yang bisa digunakan mencapai lima hektare. Sementara sebagian lahan perlu pengalihan jalan di tengah area.

Penganggaran pemindahan jalan pun sudah masuk dalam program prioritas tahun 2025 pada PUTR, dan akan mulai dikerjakan awal 2026.

Sementara itu, dari hasil audiensi dengan PPK Pembangunan Sekolah Rakyat (Satker Pelaksanaan Prasarana Strategis Provinsi Jawa Barat) pada 4 November 2025, disebutkan bahwa kontrak pembangunan dimulai 12 November 2025. Adapun pekerjaan fisik akan dimulai akhir November 2025.

Meski progres terus berjalan, beberapa hal masih perlu diselesaikan. Di antaranya, pematangan lahan (land clearing), dokumen lingkungan (UKL-UPL), dan Persetujuan Bangunan Gedung (PBG) yang masih diproses.

Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Cirebon, Hafidz Iswahyudi mengakui, pihaknya membutuhkan dukungan teknis dari Dinas PUTR untuk melengkapi berkas dalam aplikasi SIMBG. Selain itu, ada persoalan lainnya yang tengah diupayakan agar bisa diselesaikan.

“Kami juga memperhatikan kesiapan peserta didik, tenaga pengajar, dan kondusivitas wilayah selama pembangunan berlangsung,” tambahnya.

Ia menambahkan, Sekolah Rakyat akan menggunakan kurikulum nasional dengan tambahan muatan khusus untuk pembentukan dan penguatan karakter peserta didik. Diharapkan, Sekolah Rakyat itu mampu membentuk karakter dan mental tangguh anak-anak agar mampu mandiri dan berdaya saing.

“Tujuan kami menyediakan pendidikan gratis bagi anak-anak dari keluarga miskin dan miskin ekstrem untuk memutus rantai kemiskinan, serta meningkatkan kualitas hidup mereka,” katanya. (Lilis Sri Handayani)