Murah Meriah Kerupuk 'Melarat' Oleh-Oleh Khas di Jalur Pantura untuk Pemudik

Jogregan  
Pedagang berbagai jenis kerupuk khas Cirebon di sepanjang Jalan Sunan Gunung Jati di Desa Astana, Kecamatan Gunung Jati, Kabupaten Cirebon,. (Fuji E Permana/REPUBLIKA)
Pedagang berbagai jenis kerupuk khas Cirebon di sepanjang Jalan Sunan Gunung Jati di Desa Astana, Kecamatan Gunung Jati, Kabupaten Cirebon,. (Fuji E Permana/REPUBLIKA)

CIREBON -- Momentum mudik lebaran Idul Fitri 1443 H, dimanfaatkan Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Provinsi Jawa Barat (Jabar) Benny Bachtiar mengenalkan oleh-oleh khas yang ada di Jalur Pantai Utara (Pantura) Jawa Barat yang bisa dijadikan buah tangan oleh pemudik.

"Jalur Pantai Utara atau Pantura di Jawa Barat akan menjadi jalur yang dilalui pemudik pada Lebaran 2022. Di sepanjang jalur itu, ada sejumlah kuliner yang bisa pemudik nikmati," kata Benny Bachtiar seperti dikutip dari Antara, Jumat (29/4/2022).

Oleh-oleh yang pertama, kata Benny, ialah kerupuk melarat. Kerupuk menjadi salah satu camilan yang disukai hampir semua kalangan, namun di Cirebon ada kerupuk yang unik yang berbeda dengan jenis kerupuk lainnya, namanya kerupuk melarat.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

"Salah satu keunikan yang menonjol dari kerupuk ini, ialah cara memasaknya yang tanpa menggunakan minyak goreng. Sebagai gantinya, kerupuk mengembang setelah dimasak menggunakan pasir hitam yang panas. Konon cara memasak seperti inilah yang membuat nama cemilan ini kerupuk melarat," kata dia.

Pekerja menggoreng kerupuk pasir. (Isitimewa)
Pekerja menggoreng kerupuk pasir. (Isitimewa)

Menurut dia, soal cita rasa, kerupuk dari bahan dasar tepung kanji ini rasanya lebih kesat, agak manis gurih yang berbeda dengan kerupuk lainnya. Kendati begitu, cemilan ini punya tempat tersendiri di lidah pecintanya.

"Jika Anda mudik lewat jalur Pantura Cirebon, kerupuk ini bisa dijadikan sebagai oleh-oleh di Jalur Pantura. Salah satu sentra pembuatannya ada di Tengah Tani, Cirebon dengan harga mulai dari Rp 10 ribu hingga Rp 30 ribu per bungkusnya," kata dia.

Oleh-oleh yang kedua ialah Sirup Tjampolay alias sirup cap buah campolay yang melegenda. Campolay sendiri disebut juga sawo belanda yang memiliki rasa yang manis dan tekstur yang lembut.

Minuman yang telah ada sejak 11 Juli 1936 ini, diracik oleh keturunan Tionghoa, Tan Tjek Tjiu.Konon, rasanya yang manis dan legit tak hanya disukai oleh warga lokal saja, namun juga orang Belanda yang tinggal di Kota Udang tempo dulu.

Selain rasa buah campolay, saat ini Sirup Tjampolay memiliki 9 varian rasa lainnya seperti rasa asam jeruk, rasa rossen, nanas, pisang susu, melon, leci, mangga gedong, kopi moka dan jeruk nipis.

"Sirup kental nan manis ini bisa dijadikan buah tangan bagi sanak saudara di kampung halaman," kata dia.

Oleh-oleh yang ketiga adalah Buah Mangga Gedong Gincu dari Kabupaten Indramayu. Buah mangga ini bentuknya bulat lebih bulat dari mangga biasa, dan warnanya jingga kemerahan seperti diberi gincu.

Kontak Info

Jl. Warung Buncit Raya No 37 Jakarta Selatan 12510 ext

Phone: 021 780 3747

[email protected] (Marketing)

× Image