Gunung Ciremai Punya Jalur Pendakian Baru, Ada Padang Savana dan Hamparan Edelweis. Mau Coba?
MAJALENGKA -- Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC) memiliki magnet bagi para pecinta dan petualang alam untuk menapaki dan menelusuri keindahan bentang alamnya.
Dengan ketinggian 3.078 meter diatas permukaan laut (mdpl), gunung ini menjadi yang tertinggi di Jawa Barat.
Selama ini, pendakian Gunung Ciremai dilakukan melalui empat jalur pendakian. Yaitu, Linggajati, Linggasana dan Palutungan, yang berada di SPTN Wilayah I Kuningan, serta jalur Apuy yang berada di SPTN Wilayah II Majalengka.
Namun, sejak 25 Agustus 2022, jalur pendakian menuju puncak Gunung Ciremai bertambah. Yakni, dengan diresmikannya jalur baru di SPTN Wilayah II Majalengka, yang diberi nama jalur Trisakti Sadarehe.
Jalur Trisakti Sadarehe masuk ke dalam wilayah Desa Payung, Kecamatan Rajagaluh, Kabupaten Majalengka.
Jalur pendakian Trisakti Sadarehe memiliki delapan transit, yang terdiri dari tiga transit camp dan lima transit shelter.
Keunggulan jalur pendakian tersebut adalah padang savana yang membentang pada ketinggian 2.670 mdpl, pemandangan matahari terbit dan terbenam serta hamparan Edelweis.
Bagi yang penasaran dengan jalur Trisakti Sadarehe, bisa langsung mendakinya, dengan cara mendaftar terlebih dulu lewat booking onlie www.bookingciremai.menlhk.go.id. Jalur Trisaksi Sadarehe dibuka untuk umum mulai 26 Agustus 2022.
Sebelum diresmikan, jalur Sadarehe dulunya kerap dijadikan sebagai jalur ilegal oleh para pendaki. Karena itu, untuk meminimalisasi tingkat kecelakaan akibat pendakian illegal, maka kelompok masyarakat Desa Payung mengajukan pengelolaan wisata pendakian di jalur Sadarehe.
Dengan dukungan anggota DPR RI Komisi IV, Sutrisno dan Direktur Jenderal KSDAE kala itu, Wiratno, persiapan pembukaan jalur pendakian pun dilakukan sejak 2019 silam. Hingga akhirnya, jalur tersebut dinilai siap bahkan digunakan dalam kegiatan pendakian Trisakti, pada peringatan hari kemerdekaan ke-77 RI pada 17 Agustus 2022, yang diikuti oleh 77 orang peserta.
Sutrisno-lah yang memberi nama jalur tersebut dengan nama jalur Trisakti Sadarehe. Kata Trisakti itu mengandung makna gagasan dalam membangun Indonesia agar mampu mewujudkan kemakmuran, kesejahteraan dan gemah ripah loh jinawi.
‘’Nilai-nilai tersebut yaitu berdaulat dalam berpolitik, berdikari dalam bidang ekonomi dan kepribadian secara budaya,’’ kata Sutrisno.
Hal senada diungkapkan Kepala Balai TN Gunung Ciremai, Teguh Setiawan. Dia menambahkan, makna Trisakti juga memiliki kesamaan dengan pengelolaan TN Gunung Ciremai melalui tiga kelola, yaitu kelola ekologis, ekonomi dan sosial budaya. (Lilis Sri Handayani)