Ini Peringatan Allah SWT kepada Manusia tentang Kekuasaan, Kematian, dan Kehidupan

Tajug  
Momen Presiden Soeharto saat mengundurkan diri. (Ilustrasi) (Foto: Antara)
Momen Presiden Soeharto saat mengundurkan diri. (Ilustrasi) (Foto: Antara)

Firman Allah SWT dalam surat Al-Mulk: 1-2 yang artiny: "Mahasuci Allah yang di tangan-Nya segala kerajaan, dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu (1). Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kami, siapa yang di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Mahaperkasa lagi Maha Pengampun".

Dinukil dari buku 'Nasihat untuk Orang Beriman' yang ditulis Yakhsyallah Mansur dan diteribitkan Mirah News Agency Foundatin, menjelaskan, dua yat dari sural Al-Mulk di atas adalah peringatan yang sangat mendalam daru Allash SWT tentang kekuasaan, kihidupan, dan kematian.

Pada ayat pertama, Allah SWT mengingatkan, kekuasaan yang sebenarnya ada di tangan-Nya. Kekuasaan di muka bumi ini bagaimana pun mengejar dengan segenap kekuatan, bahkan kadangkala dengan kesewenang-wenangan, namun kekuasaan itu hanyalah pinjaman Allah SWT semata-mata. Tidak kekal dan tidak mungkin dipegan seterusnya.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Tengok misalnya bangsa Belanda yang menjajah Indonesia selama 350 tahun. Mereka melukiskan kekuasaannya dalam uang yang beredar di negaranya dengan slogan 'Je Maintendrai' (tidak akan aku lepaskan lagi'.

Namun, setelah Jepang datang, kekuasaan yang daung-agungkan selama ratusan tahun itu, tidak sampai tujuh hari, mereka serahkan kapada Jepang tanpa syarat.

Tengok juga dalam sistem pemerintah di Tanah Air. Ketika era orde baru, puluhan tahun kekuasaan dikendalikan oleh seseorang. Kekuasaan dan kediktaroran sang pemimpin itu akhirnya runtuh juga oleh people power.

Inilah kekuasaan manusia yang sebenarnya sangat rapuh. Naiknya sesorang menjadi penguasa, hanyalah karena pengakuan atau pengangkatan orang lain.

Kematian (ilustrasi). (Foto: Dailymail.co.uk)
Kematian (ilustrasi). (Foto: Dailymail.co.uk)

Berbeda dengan kekuasaan Allah SWT. Dia berkuasa bukan karena diangkat. DIa berkuasa karena memang berhak berkuasa. Oleh Karena itu, orang yang menentang kekuasaan ALlah SWT, ia pasti akan jatuh, bukan kekuasaan Allah SWT yang jatuh.

Sedangkan pada ayat kedua, Allah SWT mengingatkan tentang kematian dan kehidupan. Allah mendapingkan kematian dan kehidupan pada ayat yang sama, tetapi Dia menyebutkan kematian lebih dulu dari kehidupan.

Ini adalah pengirngatan kepada manusia bahwa hidup tidak berhenti hanya di dunia saja. Tetapi, akan berlanjut setelah kematian.

Tidak semperti orang-orang di luar Islam yang memandang bahwa kehidupan hanya sebatas du dybua saha. Adapun adanya kehuduan abadi setelah kemarian, mereka mengingkarinya.

Inilah pemahaman yang lahir dari paham, ideologi yang disebarkan oleh zeonis Yahudi, seperti sekulerisme, komunisme, dan isme-isme lainnya. Yahudi telah memotong tali hubungan manusia dan Allah SWT dengan menghilangkan dinullah sehingga mereka melupakan kehidupan akhirat.

Akibatnya, banyak manusia yang lupa akan mati karena terbuai dengan kenikmatan hidup. Berkenaan dengan ini, Rasulullah SAW bersabda: "Sesungguhnya Allah menghinakan anak Adam dengan mati dan Allah menjadikan dunia ini negeri untuk hidup, kemudan negeri untuk mati, dan Dia jadikan negeri akhirat untuk enerima ganjaran dan negeri yang kekal'. (HR Ibn Abi Hatim).

Ya, hidup ini akan lebih bermakna manakala kita selalu ingat akan mati. Dengan mengingat mati, orang akan selau berusaha mencari bekal semaksimal mungkin untuk menghadapi kematian. Bekal itu tak lain adalah amal yang baik.

Dalam beramal, umat Islam melakukannya bukan karena berambisi untuk merebut kekuasaan. Kekuasaan akan diberikan oleh Allah SWT kepada yang mendapat amanah untuk memikulnya. n Agus Yulianto

Kontak Info

Jl. Warung Buncit Raya No 37 Jakarta Selatan 12510 ext

Phone: 021 780 3747

[email protected] (Marketing)

× Image