Buya Syakur Yasin dan Rintisannya Mendirikan Pondok Pesantren
INDRAMAYU -- "Innalillahi wainnailaihi raaji’un. Sampun kapundut dateng kersane Gusti Allah (telah dipanggil ke Rahmatullah) KH. Buya Syakur Yasin Cadangpinggan. Mugi Husnul Khatimah," tulis Rifqil di salah satu grup Whatsapp
Suasana duka menyelimuti keluarga besar Pondok Pesantren Cadangpinggan, Kecamatan Kertasmaya. Ulama besar dan pendiri sekaligus pengasuh Ponpes Cadangpinggan Prof DR KH Abdul Syakur Yasin MA itu wafat pada Rabu (17/1/2024) dinihari di RS Mitra Plumbon, Cirebon.
Berikut ini sekilas figur dari sosok pendiri Yayasan Pondok Pesantren Cadangpinggan. Yayasan ini didirikan pada tahun 2000 dan Ponpes 2006 oleh KH Abdul Syakur Yasin MA. Ponpes Cadangpinggan memiliki santri putra dan putri, serta kenjang pendidikan yang lengkap, dari MTs, MA, hingga SMK.
Pondok Pesantren Cadangpinggan bertempat di Jl. By Pass Kertasemaya KM 37 RT 01, RW 01 Desa Cadangpinggan, Kecamatan Sukagumiwang, Kabupaten Indramayu. Cikal bakal Pesantren ini berasal dari pesantren yang dinamakan dengan pesantren Yasinniyah yang bertempat di Desa Tulungagung yang berdiri sejak tahun 1991.
Syakur Yasin kecil menyelesaikan pendidikan di SD Darul Hikam Cirebon. Kemudian melanjutkan pendidikan nonformal di Pondok Pesantren Babakan Ciwaringin di bawah asuhan KH Sanusi yang notabene guru dari ayahnya.
Dikutip dari berbagai sumber, selama 12 tahun, Syakur Yasin belajar ilmu agama di Pondok Pesantren Babakan Ciwaringin Cirebon. Sekaligus menyelesaikan pendidikan di MTs pada tahun 1963, PGA 1966, dan SPIAIN 1969.
Tidak puas dengan pendidikan dalam negeri, beliau melanjutkan pendidikan ke luar negeri, tepatnya kawasan Timur Tengah melalui jalur beasiswa. Negara pertama yang disinggahi adalah Irak, lalu melanjutkan ke Suriah. Di Suriah dia pernah menjadi Ketua Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI). Sarjana S1 berhasil Buya Syakur tempuh di Suriah.
Tak berhenti di situ, Buya Syakur juga melanjutkan studinya ke Libya. Di negara ini, Ia belajar di Fakultas Sastra jurusan sastra Arab serta mendalami ilmu Alquran dari tahun 1977 sampai tahun 1979.
Di sana, dia kembali diangkat menjadi ketua PPI Libya. Usai Libya, Buya Syakur kembali menempuh perjalanan panjang ke Tunisia untuk belajar studi sastra linguistik.
Setelah itu, dia pun terbang ke Inggris untuk belajar Ilmu Metodologi dan Dialog Teatris pada tahun 1985. Akhirnya pada 1991, Buya Syakur kembali ke Indonesia bersama dengan Gus Dur, Quraish Shihab, Nurcholis Madjid dan Alwi Shihab, kemudian mereka membentuk Forum Empati Club.
Ditahun yang sama, dia pun pulang ke Indramayu untuk mendirikan pondok pesantren yang sudah lama ia cita-citakan. Hingga akhirnya, berdirilah Pondok Pesantren Yasiniyah.
Tepatnya pada 11 April 1996, Buya Syakur dan para santrinya melakukan perjalanan hijrah dari Pondok Pesantren Yasiniyah ke pondok baru yang kemudian diberi nama Pondok Pesantren Cadangpinggan. Pondok Pesantren Cadangpinggan bertempat di Jl. By Pass Kertasemaya KM 37 RT 01/01 Desa Gedangan, Kecamatan Sukagumiwang, Kabupaten Indramayu.
Ya, almarhum Buya Syakur dikenal dengan ceramah atau tausiyahnya yang cukup berbeda dengan ulama lainnya. Keilmuannya yang begitu luas, Buya Syakur selalu menekankan dalam menjalankan perintah Allah SWT untuk menggunakan akal.
Itu pun sesuai dengan visi dan misi Pondok Pesantren Cadangpinggan yang didirikan KH Abdul Syakur Yasin MA. Visi dan misi itu adalah
Visi
Mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas tinggi dalam keimanan dan ketaqwaan, dengan berbekal ilmu agama penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi serta memiliki keterampilan tertentu
Misi
Mengembangkan komunitas islamic city
Mengembangkan Komplek Pendidikan Terpadu
Membangun Masyarakat dari Jalur social cultur di segala bidang
Menyelenggarakan pelatihan kerja
Menyelenggarakan bentuk usaha potensial
Membangun jalur komunikasi produktif.
n Agus Yulianto