Polres Karawang Buru Pimpinan Pesantren yang Cabuli 20 Santriwati
MATAPANTURA.REPUBLIKA.CO.ID, KARAWANG -- Peristiwa pelecehan seksual kembali menerpa kalangan santriwati. Pelakunya adalah pimpinan pesantren di Kecamatan Majalaya, Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Modusnya memanfaatkan kesalahan santriwati salah melakukan pengajian.
Dugaan pencabulan ini bahkan sudah diaporkan ke polisi. Polres Karawang sedang memproses laporan dari para orang tua korban, tapi terduga pelaku kabur.
Aksi pencabulan dilakukan saat proses belajar mengaji. Modusnya adalah memberi hukuman apabila santriwati melakukan kesalahan.
Pimpinan pesantren ini tega melakukan pelecehan dengan cara memegang area sensitif para korban lalu mengajak para korban nonton video dewasa.
Kasatreskrim Polres Karawang AKP Muhammad Nazal Fawwaz mengatakan, pihaknya telah menerima laporan dan sedang melakukan penyelidikan. Kata dia, kasus ini sedang dilakukan pendalman.
"Identitas terduga pelaku langsung didapat namun saat ini pimpinan pesantren di Karawang ini melarikan diri. Orang yang diduga pelaku itu melarikan diri, dan belum diketahui keberadaannya," ujar Muhammad.
Dia mengatakan, para pelapor dalam kasus dugaan pencabulan ini adalah para keluarga korban. Pada Rabu (7/8/2024) sejumlah orangtua korban didatangi oleh salah satu lembaga bantuan hukum di Karawang.
Mereka kemudian melaporkan kasus dugaan pencabulan santriwati oleh pimpina pesantren kepada ke polisi. Laporan polisi tersebut disampaikan kepada Unit IV Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polres Karawang.
Kuasa Hukum Korban, Saepul Rohman kepada wartawa di Karawang mengatakan, jumlah korban pimpinan pondok pesantren di Kecamatan Karawang mencapai 20 orang. "Para korban adalah santriwati yang sedang menuntut ilmu di pesantren Kecamatan Majalaya tersebut," ujarnya.
Aksi pencabulan dilakukan saat proses belajar mengaji. Modusnya adalah memberi hukuman apabila santriwati melakukan kesalahan.
"Jadi ada kejadian, saat pengajian berlangsung, area sensitif korban tiba-tiba dipegang oleh terduga pelaku dari belakang," ungkapnya. n Agus Yulianto