Agama

Keraton Kasepuhan Cirebon Kembali 'Memanas'. Ini yang Diperebutkan

Keraton Kasepuhan Cirebon. (Dok. Matapantura.republika.co.id)

MATAPANTURA.REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Lama tak terdengar kabarnya, kini polemik Keraton Kasepuhan Cirebon kembali bergejolak dan mamanas. Konflik intern keluarga Keraton Kasepuhan Cirebon ini, masih terkait dengan perebutan tahta di Keraton Kasepuhan Cirebon, terutama berkaitan gelar sultan.

Salah satunya yang dilakukan Heru Nursamsi atau Pangeran Kuda Putih. Dia hingga kini masih mengklaim dirinya sebagai Sultan Sepuh Keraton Kasepuhan Cirebon.

Panglima Tinggi Laskar Agung Macan Ali Cirebon yang juga merupakan family Keraton Kasepuhan Prabu Diaz menegaskan, Keraton Kasepuhan tidak pernah mengeluarkan dawuh (titah) yang dimaksud oleh pihak tersebut.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Kata dia, banyak hal yang harus diikuti oleh siapa pun yang mengaku sebagai Sultan Sepuh Keraton Kasepuhan Cirebon. "Siapa saja yang mengklaim dirinya sebagai Sultan Sepuh selain sultan yang sekarang, silakan datang ke Keraton Kasepuhan dengan membawa bukti-bukti yang sah untuk mendukung klaimnya,” tegas Diaz, kepada media di Cirebon.

Bukti-bukti tersebut, ucap dia, sangat penting untuk menghindari kebohongan publik yang dapat merusak tatanan adat. Pihaknya juga merespons klaim yang menyebutkan bahwa Sultan yang ada saat ini merupakan keturunan dari bangsa asing seperti Belanda atau Inggris.

"Silakan sertakan bukti otentik yang dapat membuktikan asal-usul tersebut. Tanpa bukti, hal ini hanya akan menghancurkan nama baik dan kredibilitas," ucapnya.

Prabu Diaz mengajak, siapa pun yang mengaku sebagai Sultan untuk datang ke Keraton dengan sikap sopan dan membawa bukti yang relevan. Dia mengatakan, sudah ada beberapa yang mengaku sebagai Sultan, dan pihaknya telah mengundang mereka untuk mempresentasikan bukti-bukti.

"Namun, sampai saat ini, tidak ada yang mendekati bukti yang sah,” ungkapnya.

Dijelaskan Prabu Diaz, hak atas Keraton Kasepuhan berada pada trah Sultan Sepuh dari Sultan Sepuh I hingga Sultan Sepuh XIV, dan saat ini dilanjutkan oleh Sultan Sepuh ke-15.

"Kami mempertanyakan pihak-pihak yang membuat aturan dan syarat-syarat di luar ketentuan adat. Memangnya mereka siapa?" tandasnya

Jika ada yang ingin mengklaim hak atas Keraton, mereka harus datang dengan bukti-bukti yang sah. Prabu Diaz menegaskan, pihaknya telah cukup jelas dan tegas dalam menyampaikan pernyataan.

"Namun, jika klaim mereka tidak terbukti, mereka harus siap mempertanggungjawabkan ucapannya,” tegas Prabu Diaz.

Sebagai penjaga adat dan tradisi Cirebon, Prabu Diaz mengatakan, Laskar Macan Ali Nuswantara Cirebon memiliki tanggung jawab untuk mengamankan dan melindungi warisan leluhur.

Laskar Macan Ali Nuswantara bersama keluarga, para sentana, dan semua pihak yang mengabdikan diri untuk menjaga dan memelihara adat tradisi sudah sepakat untuk menjaga keberlangsungan Keraton Kasepuhan Cirebon dan Kesultanan Cirebon sesuai dengan tanggung jawab yang telah diamanatkan.

"Kami dengan ini menegaskan bahwa Laskar Agung Macan Ali Nuswantara Cirebon akan terus menjaga tradisi dan adat yang telah berlangsung turun-temurun di Keraton Kasepuhan Cirebon," tandasnya. n Agus Yulianto

Berita Terkait

Image

Wali Kota Cirebon dan Gubernur Jabar Berbalas Pantun Tentang Jadi Presiden, Ini Isinya

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image