Wali Kota Cirebon dan Gubernur Jabar Berbalas Pantun Tentang Jadi Presiden, Ini Isinya
CIREBON -- Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, meresmikan Alun-alun Sangkala Buana Keraton Kasepuhan Cirebon, Jumat (4/2) sore. Dalam kesempatan itu, hadir sejumlah pejabat, salah satunya Wali Kota Cirebon, Nashrudin Azis.
Azis pun menyampaikan sambutannya terlebih dulu. Dia mengucapkan terima kasih kepada Pemprov Jabar, yang telah memberikan perhatian besar dalam pelaksanaan revitalisasi Alun-alun Sangkala Buana. Dengan revitalisasi itu, maka alun-alun tersebut kini memiliki wajah baru yang terlihat megah.
‘’Kita menyaksikan betapa gigihnya gubernur kita, Pak Ridwan Kamil, di dalam membangun Jabar. Ini adalah bukti bahwa beliau sangat memprhatikan masyarakat Jabar, termasuk di dalamnya melestarikan kebudayaan yang ada di Jabar,’’ tukas Azis.
Di akhir sambutannya, Azis pun menyampaikan dua buah pantun untuk Ridwan Kamil.
‘’Jalan-jalan ke alun-alun, jangan lupa membeli abon. Matur kesuwun Pak Gubernur, sudah membangun Cirebon’’ tukas Azis.
‘’Dolan ning batur gawa pepsoden. Semoga pak gubernur jadi presiden,’’ tambah Azis, yang langsung disambut tepuk tangan para tamu yang hadir.
Sementara itu, Gubernur Jabar, Ridwan Kamil, menyampaikan terima kasih atas pantun yang disampaikan wali kota. Dia kemudian membalas pantun tersebut dengan pantun lagi.
‘’Membeli bata untuk seserahan. Doa terakhir wali kota semoga dikabul Tuhan,’’ tukas Kang Emil, yang disambut teriakan ‘cakeep’ dan tepukan tangan para tamu yang hadir.
Kang Emil mengungkapkan, hadir ke tempat tersebut untuk mempersembahkan sebuah janji, salah satunya perbincangannya dengan Sultan Sepuh XIV, almarhum PRA Arief Natadiningrat. Sosok sultan sepuh itu juga yang dulu telah mengingatkan dan membimbingnya tentang sejarah. Begitu pula pesan Bung Karno, agar jangan sekali-kali meninggalkan sejarah.
‘’Pergi ke Patimban di hari Jumat, pergi ke Italia belanja tomat. Saya pengemban amanat rakyat, saya ini pemulia sejarah Jawa Barat,’’ tukas Kang Emil kembali berpantun.
Kang Emil mengungkapkan, Alun-alun Sangkala Buana merupakan bagian dari sejarah. Dia sengaja mempertahankan unsur tradisional pada arsitektur alun-alun tersebut sehingga nilai keraton tetap terasa.
Alun-alun Sangkala Buana terletak tepat di depan Keraton Kasepuhan maupun Masjid Agung Sang Cipta Rasa. Tak seperti revitalisasi alun-alun lainnya di Jabar, Sangkala Buana sangat kental dengan suasana keraton dan hanya sedikit saja sentuhan modern.
Menurut Kang Emil, alun-alun tersebut memang dirancang agar terasa nilai sejarahnya ketimbang unsur modern.
‘’Memang di sini harus terasa nilai sejarahnya, jangan terlalu modern. Saya juga sangat cinta sejarah khususnya keraton-keraton,’’ tukas Kang Emil.
Bila berkunjung ke Alun-alun Sangkala Buana, maka pengunjung akan merasa seperti ada di dalam sebuah kerajaan/keraton. Di semua pintu masuknya terdapat gerbang bata merah khas keraton Cirebon.
Di area dalamnya juga terdapat ruang pertunjukan terbuka yang bisa dimanfaatkan untuk menggelar kesenian daerah. Tak ketinggalan area gelar produk UMKM yang berada di sisi timur. n lilis sri handayani