Gotong Royong Merawat Makam Ki Gede Paoman, Tokoh Berpengaruh di Indramayu
INDRAMAYU – Sejarah Kabupaten Indramayu sejak dulu diisi dengan kehadiran tokoh-tokoh besar yang berpengaruh di tengah masyarakatnya. Jejak keberadaan tokoh-tokoh itupun hingga kini masih bisa ditemukan.
Salah satunya adalah Pangeran Menjangan Abang. Namun masyarakat di Kabupaten Indramayu lebih mengenalnya dengan nama Ki Gede Paoman atau Ki Geden Paoman atau Kyai Gede Paoman. Nama sang tokoh juga sama dengan nama salah satu kelurahan, yakni Kelurahan Paoman Kecamatan Indramayu, yang menjadi tempatnya berkiprah semasa hidup.
Ki Gede Paoman dimakamkan di kompleks Makam Sewelas Kelurahan Paoman. Makam Ki Gede Paoman memiliki panjang sekitar 3,5 meter.
‘’Makam yang panjang menandakan beliau memiliki kedudukan sosial yang tinggi sekaligus sebagai bentuk penghormatan terhadap beliau,’’ ujar salah seorang warga setempat, Nang Sadewo, belum lama ini.
Di kompleks Makam Sewelas, ada sepuluh makam lain yang berderet memanjang di sisi makam Ki Gede Paoman. Namun meski demikian, ada jeda tanah antara makam Ki Gede Paoman, yang menjadi makam utama, dengan sepuluh makam lainnya. Makam-makam tersebut diperkirakan merupakan makam keluarga atau orang-orang terdekat Ki Gede Paoman.
Nang Sadewo mengaku tidak mengetahui pasti tahun kelahiran Ki Gede Paoman. Namun, Ki Gede Paoman hidup sezaman dengan Syekh Abdul Manan, tokoh Islam yang namanya kini diabadikan menjadi nama masjid Islamic Center Indramayu.
‘’Kiprahnya sekitar tahun 1700-an,’’ tutur pria yang juga menjadi Penggiat Budaya di Indramayu itu.
Sama seperti Syekh Abdul Manan, Ki Gede Paoman juga merupakan tokoh agama Islam yang mempunyai keilmuan tinggi. Dia juga memiliki kontribusi dan pengaruh yang besar pada perkembangan masyarakat di Paoman.
Nang Sadewo mengatakan, dilihat dari silsilahnya, Ki Gede Paoman merupakan putra dari Ki Lodak bin Ki Gede Baludan bin Adipati Terung atau Raden Kusen bin Arya Damar (Adipati Palembang). Adipati Terung atau Raden Kusen adalah adik dari Raden Patah, pendiri Kesultanan Demak.
Keberadaan Ki Gede Paoman di wilayah Paoman tak lepas dari peristiwa meninggalnya ayah Sunan Kudus, yang bernama Sunan Ngundung. Adipati Terung, yang merupakan kakek buyut dari Ki Gede Paoman, ikut terlibat dalam kematian Sunan Ngundung dan merasa bersalah.
Meski Sunan Kudus sudah berjanjji untuk tidak membalas kematian ayahnya, namun Adipati Terung tetap memutuskan mengasingkan diri ke wilayah Cirebon. Dia pun meminta izin terlebih dulu kepada Sunan Gunung Jati, yang menjadi penguasa wilayah Cirebon. Rupanya, wilayah Cirebon yang dipilih oleh Adipati Terung itu terletak di Kabupaten Indramayu sekarang.
Adipatu Terung kemudian menikah hingga menghasilkan keturunan, yang akhirnya sampai pada Ki Gede Paoman.
Meski menjadi tokoh yang berpengaruh di masa silam, namun makam Ki Gede Paoman selama ini kurang mendapat perhatian dari pemerintah daerah setempat. Padahal, kompleks makam Ki Gede Paoman sudah masuk SK Inventarisir tentang Cagar Budaya pada September 2018, yang ditandatangani Bupati Indramayu saat itu, Anna Sophanah.
‘’Pembersihan dan pemeliharaan makam hanya dilakukan secara swadaya dan gotong royong oleh masyarakat,’’ terang Nang Sadewo.
Hal itu seperti yang mereka lakukan beberapawaktu yang lalu. Kompleks makam Ki Gede Paoman yang ditumbuhi rerumputan dan ilalang, mereka bersihkan. Selain itu, makam-makam yang kurang terawat juga mereka perbaiki dan dilakukan pengecatan pada dinding kompleks makam hingga sekarang menjadi tampak bersih dan terawat.
Untuk memaksimalkan upaya penyelamatan terhadap makam Ki Gede Paoman, warga setempat pun berinisiatif membentuk Paguyuban Warga Paoman. Mereka juga merencanakan akan menggelar kegiatan Ngunjung Akbar pada Oktober 2022 mendatang.
‘’Ngunjung Akbar ini juga sebagai upaya untuk mengenalkan para leluhur kepada generasi muda saat ini,’’ tandas Nang Sadewo. (Lilis Sri Handayani)