Pertamina Berburu Profit, Menghapus Premium dan Perlalite, Konsumenpun jadi Korban

Bisnis  
PT Kilang Pertamina Internasional (PT KPI) kini mengelola sepenuhnya bisnis dan operasi kilang di Indonesia sebagai sebuah entitas usaha yang mencetak profit. (dok. Republika)
PT Kilang Pertamina Internasional (PT KPI) kini mengelola sepenuhnya bisnis dan operasi kilang di Indonesia sebagai sebuah entitas usaha yang mencetak profit. (dok. Republika)

Per 1 Januari 2023 lalu, pemerintah resmi menghapuskan bahan bakar minyak (BBM) jenis premium. Bahkan, tak hanya premium (RON 88) yang dihapus, tapi juga BBM dengan oktan rendah seperti RON 89. Kebijakan itu tertuang dalam Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 245.27 Okt 2022.

Kini, pemerintah melalui PT Pertamina (Persero) pun mengungkapkan berencana untuk menghapus BBM Pertalite bersubsidi mulai tahun depan (2024). Nantinya, bahan bakar bersubsidi itu akan diganti dengan Pertamax Green 92, namun tetap mendapatkan subsidi dari pemerintah.

Rencana tersebut diungkapkan oleh Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi VII DPR, pada Rabu (30/8/2023). Alasannya, rencana penghapusan itu merupakan bagian dari program Langit Biru pemerintah.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Program Langit Biru pemerintah ini bertujuan untuk menurunkan emisi gas rumah kaca. Pada program Langit Biru Tahap 1, Pertamina telah menaikkan produk BBM subsidi dari BBM RON 88 Premium menjadi RON 90 Pertalite.

“Jadi di 2024, kita akan lanjutkan sesuai rencana program Langit Biru Tahap 2, di mana BBM bersubsidi kita naikkan dari RON 90 ke RON 92 (Pertamax), karena KLHK menyatakan oktan number yang boleh dijual di Indonesia minimum 90,” kata Nicke dalam rapat tersebut.

Namun, Nicke menjelaskan, Pertamina sekaligus akan mengubah Pertamax menjadi Pertamax Green 92. Meski dengan nilai oktan yang sama, produk yang akan diluncurkan itu lebih rendah emisi karena dicampur dengan bioetanol dari molases tebu.

Adapun Pertamax Green 92 itu dibuat dengan pencampuran antara BB RON Pertalite etanol tujuh persen atau E7. “Jadi, mohon dukungannya, kami akan keluarkan lagi yang kita sebut sebagai Pertamax Green 92. Sebetulnya ini Pertalite kita campur dengan etanol sehingga naik oktannya,” kata dia.

Dengan demikian, pada 2024 Pertamina hanya akan memiliki tiga produk gasoline. Yakni Pertamax Green 92, Pertamax Green 95 yang juga baru diluncurkan serta Pertamax Turbo dengan RON 98. Adapun soal harga Pertamax Green 92, Nicke belum menjelaskan lebih lanjut.

Namun, berkaca dari produk Pertamax Green 95 yang baru diluncurkan, harga yang ditetapkan cukup kompetitif dan termurah dibandingkan RON 95 dari SPBU lain. “Kompetitor jual RON 95 juga, tapi RON 95 kami green, tentu ini posisi yang baik dan sangat kompetitif,” ujarnya.

Seperti diketahui, harga jual bensin Pertalite dibanderol Rp 10.000 per liter, naik dari Rp 7.650 per liter. Solar subsidi naik menjadi Rp 6.800 per liter dari sebelumnya Rp 5.150 per liter, dan Pertamax naik menjadi Rp 14.500 per liter dari Rp 12.500 per liter.

Kontak Info

Jl. Warung Buncit Raya No 37 Jakarta Selatan 12510 ext

Phone: 021 780 3747

[email protected] (Marketing)

× Image