Tajug

Bagaimana Merangkul Kekuatan Doa

Sholat adalah saat refleksi dan ketundukan kepada pencipta kita, kepada Allah SWT.. (Dok. Republika) 
Sholat adalah saat refleksi dan ketundukan kepada pencipta kita, kepada Allah SWT.. (Dok. Republika)

INDRAMAYU -- Sholat adalah saat refleksi dan ketundukan kepada pencipta kita, kepada Allah SWT. Kita melepaskan dunia ini, meski hanya sebentar. Dalam penyerahan ini kita menemukan ketenangan, kita melepaskan emosi kita dan kekuatan doa mempengaruhi kita. Doa itu sendiri adalah anugerah, berkah, keterampilan mengatasi masalah yang ampuh, bersifat terapeutik dan yang paling penting; itu adalah tindakan ibadah.

“Sesungguhnya Akulah Allah. Tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat-Ku” (Alquran 20:14).

Kita tahu bahwa kita mempunyai 2 jenis doa. Sholat wajib 5 waktu saat kita sedang menjalankan ibadah dan berserah diri serta doa atau permohonan khusus saat kita sedang meminta sesuatu.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Shalat dan doa membantu kita terhubung lebih dalam dengan diri spiritual kita dan terhubung dengan pencipta kita.

Kita harus salat 5 waktu, ini penting tidak hanya untuk agama kita, tapi juga untuk kondisi mental kita sendiri. Doa adalah waktu untuk menenangkan diri, mengendalikan pikiran, dan menenangkan emosi.

Dalam perawatan trauma, mereka sering mendorong pasien untuk bermeditasi secara teratur, doa adalah salah satu bentuk meditasi; bukan?

Jika ahli kesehatan mental mendorong hal ini sebagai bagian dari rencana pengobatan, maka tentunya kita harus melihat kekuatan doa untuk kesehatan mental dan kesejahteraan kita secara keseluruhan.

Doa bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja. Ketika kita berdoa, kita mengakui bahwa Allah (yang dimuliakan dan ditinggikan) mempunyai kuasa untuk mengubah hasil dari situasi kita.

Beberapa obat kecemasan sering diresepkan untuk diminum sesuai kebutuhan atau PRN, doa adalah resep doa yang bisa kita konsumsi sesuai kebutuhan.

Saat kita berdoa, ada 3 jawaban yang disediakan untuk kita.

1. Ya

2. Ya, tapi tidak sekarang

3. Tidak. Aku punya sesuatu yang lebih baik untukmu

Coba deh kita renungkan sejenak, bayangkan jika ini yang menjadi pola pikir kita saat kita merasa cemas atau sedih.

Kami berdoa, mencari nasihat dengan Tuhan kami yang As-Salam (perdamaian, sumber kedamaian dan keamanan, penyelamat).

Pada saat berdoa itu kita menyerahkan diri kita untuk percaya pada iman kita. Apapun hasil terbaik bagi kita, akan terjadi.

Itu adalah kehendak Allah (yang dimuliakan dan diagungkan) dan kami menerima hasil itu. Alhamdulillah untuk semuanya.

Dengan mengakui kekuatan doa dan doa, kita menemukan rasa kedamaian dan kesadaran yang lebih besar. Optimisme kita bisa meningkat dan perspektif kita terhadap situasi bisa menjadi lebih positif.

“Jadi ingatlah Aku; Saya akan ingat Anda. Dan bersyukurlah kepada-Ku dan janganlah kamu mengingkari Aku. Wahai orang-orang yang beriman, carilah pertolongan melalui kesabaran dan doa. Sesungguhnya Allah beserta orang yang sabar”. (Alquran 2:152-153)