Jogregan

Keluarga Sudah Melarang Ratna Berangkat Secara Ilegal ke Malaysia

Keluarga dari Ratna Erna Sari di Desa Sudimampir Lor, Kecamatan Balongan, Kabupaten Indramayu, Jumat (21/1/2022). (Lilis Sri Handayani)

INDRAMAYU – Nurhayati (47) menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Tangisnya pecah. Badannya berguncang. Berulang kali dia menyampaikan penyesalan mendalam atas keberangkatan anaknya, Ratna Erna Sari (20), bekerja ke Malaysia.

‘’Saya sudah larang. Sira aja mangkat. Nuruta ning wong tua (Kamu jangan berangkat. Nurutlah sama orang tua),’’ ujar Nurhayati, saat ditemui di rumah Ratna di Desa Sudimampir Lor, Kecamatan Balongan, Kabupaten Indramayu, Jumat (21/1) sore. Nasihat itu disampaikannya kepada Ratna, saat Ratna memberitahukan rencananya untuk bekerja ke Malaysia.

Namun, Ratna memaksa untuk tetap berangkat sebagai pekerja migran Indonesia (PMI) ke Malaysia. Sebagai orang tua, Nurhayati hanya bisa mendoakan keselamatan untuk anaknya.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Nurhayati pun langsung lunglai dan syok saat kemudian mendapat kabar bahwa Ratna Erna Sari menjadi salah satu korban meninggal dalam kecelakaan laut di perairan Pontian Besar Johor, Malaysia, pada 17 Januari 2022 pukul 23.00 waktu setempat. Ratna dan sejumlah warga Kabupaten Indramayu lainnya saat itu hendak menuju Malaysia.

Kabar itu diterima oleh pihak keluarga dari petugas BP2MI yang datang langsung menemui mereka, Kamis (20/1).

Meski demikian, Nurhayati menolak untuk mempercayai kabar tersebut sebelum melihat foto jenazah anaknya.

‘’Di batin saya masih belum percaya kalau Ratna sudah meninggal,’’ tutur Nurhayati dengan suara tercekat menahan tangis.

Casmana (25), suami dari Ratna, sebelumnya juga telah melarang istrinya berangkat ke Malaysia.

‘’Tapi (Ratna) memaksa untuk berangkat,’’ kata Casmana.

Tak hanya suami dan ibunya, keluarga besar dari Casmana juga telah melarang Ratna berangkat ke Malaysia. Pasalnya, Ratna berangkat secara ilegal. Rentang waktu persiapan keberangkatan Ratna, termasuk pembuatan paspor, hanya satu minggu.

‘’Sudah saya cegah. Jangan berangkat, nanti cari yang resmi saja biar aman. Tapi Ratna memaksa, jadi ya terserah’’ tukas Sunardi (49), paman dari Casmana.

Kerabat menunjukkan foto Ratna. (Lilis Sri Handayani)

Ratna disebut berangkat ke Malaysia karena tergiur janji manis yang disampaikan oleh sponsor. Ratna dijanjikan bekerja sebagai pembantu rumah tangga di Malaysia dengan gaji Rp 5 juta per bulan.

Ratna bahkan telah diberikan uang muka oleh sponsor sebesar Rp 5 juta. Uang itu diberikan secara bertahap, yakni Rp 3,5 juta, Rp 1 juta dan Rp 500 ribu. Uang tersebut lantas dibelikannya sejumlah barang, termasuk tas dan sepatu.

Selain tergiur janji manis, Ratna juga bertekad menjadi PMI untuk meningkatkan ekonomi keluarganya. Suaminya bekerja sebagai kuli pacul, dengan upah Rp 30 ribu – Rp 40 ribu per hari.

Ratna pun ingin seperti kebanyakan tetangganya. Mereka telah sukses menjadi PMI di luar negeri.

Neri (34), bibi dari Casmana, mengungkapkan, Ratna pun sangat bersemangat bekerja ke Malaysia karena berangkat bersama temannya, Milah, yang juga dilaporkan menjadi korban meninggal dalam kecelakaan tersebut.

Ratna berangkat dari rumahnya menuju Jakarta pada Ahad, 9 Januari 2022, dengan dijemput oleh sponsornya. Sesampainya di Jakarta, Ratna diterbangkan menuju ke Batam dan tinggal di Batam selama sepekan. Saat di Batam, Ratna pun sempat melakukan video call ke keluarganya.

‘’Ratna terlihat sangat senang. Katanya dia sedang menunggu untuk diberangkatkan ke Malaysia,’’ tutur Neri, yang juga sempat melarang Ratna berangkat ke Malaysia.

Ratna kemudian diberangkatkan menuju Malaysia dengan menggunakan boat dari Pulau Terung Kepri pada 17 Januari 2022 sekitar pukul 19.00 waktu setempat. Setelah itu, boat yang ditumpanginya mengalami kecelakaan laut sekitar pukul 23.00 waktu setempat.

Camat Balongan, Iing Kuswara, saat dikonfirmasi, membenarkan bahwa korban bernama Ratna Erna Sari merupakan salah seorang warganya. Dia juga sudah mengunjungi keluarga Ratna Erna Sari dan berkoordinasi dengan Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Indramayu.

Camat Balongan, Iing Kuswara. (Lilis Sri Handayani)

‘’Memang betul, warga Desa Sudimampir Lor atas nama Ratna, meninggal dunia. Kami turut berduka atas musibah yang dialami warga kami. Semoga amal ibadahnya diterima oleh Allah SWT dan keluarga yang ditinggalkan diberi kesabaran,’’ kata Iing, saat ditemui di Balai Desa Sudimampir Lor, Kecamatan Balongan, Jumat (21/1).

Iing mengakui, Ratna Erna Sari berangkat ke Malaysia secara ilegal. Dia pun menyesalkan terjadinya hal itu. Pihaknya bersama pemerintah desa selama ini sudah melakukan sosialisasi mengenai pemberangkatan pekerja migran secara legal. Sosialisasi dilakukan dalam berbagai kesempatan, termasuk dalam kegiatan Subuh Keliling dan Rapat Minggon.

Selain Ratna Erna Sari, ada tiga warga Kabupaten Indramayu lainnya yang juga dilaporkan meninggal dalam kecelakaan tersebut. Yakni, Elma Febriani (25), warga Desa Tunggul Payung, Kecamatan Lelea, Milah asal Desa Tugu, Kecamatan Sliyeg dan Wader (43) asal Desa Rajaiyang, Kecamatan Losarang. N lilis sri handayani

Berita Terkait

Image

Di Tengah Mayoritas Jawa, Lima Desa di Indramayu Setia Berbahasa Sunda

Image

Di Indramayu Pernah Berdiri Kerajaan Manukrawa, Sejarah atau Legenda?

Image

Jaringan, Cara Jejaka dan Gadis Pantura Indramayu Cari Jodoh di Malam Purnama