Kisah Rahmat Nabi Muhammad dan 10 Hadits

Tajug  

Rahmat: Sebuah Bukti Iman

3. Jarir (ra dengan dia) meriwayatkan bahwa Nabi SAW bersabda: "Allah tidak menunjukkan belas kasihan kepada orang-orang yang tidak menunjukkan kasih sayang kepada orang-orang." (Al-Bukhari dan Muslim)

4. `Abdullah ibn `Amr (ra dengan dia) meriwayatkan bahwa Nabi SAW: “Orang-orang yang menunjukkan kasih sayang akan disayangi oleh (Tuhan). Yang Maha Penyayang. Kasihanilah yang ada di bumi, dan Dia yang di langit akan menyayangimu.” (At-Tirmidzi dan shahih Al-Albani)

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

5. Abu Musa Al-Asy`ari (ra dengan dia) meriwayatkan bahwa Nabi bersabda: “Kamu tidak akan pernah bisa menjadi orang yang beriman (sejati) sampai kamu saling menunjukkan kasih sayang.”

Para sahabat berkata, “Kami semua berbelas kasih, ya Rasulullah.” Nabi menjawab, “Bukanlah kasih sayang yang ditunjukkan salah seorang di antara kalian kepada temannya. Ini adalah belas kasih dan belas kasihan yang Anda tunjukkan kepada orang-orang pada umumnya [maksud saya].” (At-Tirmidzi)

Jenis Koreksi Kesalahan

6. Suatu ketika seorang Badui memasuki Masjid Nabawi untuk pertama kalinya. Dia mengangkat suaranya dalam permohonan, "Ya Allah, maafkan aku dan Muhammad, tapi jangan maafkan orang lain!"

Nabi tersenyum padanya dan berkata dengan lembut, “Kamu membatasi sesuatu yang luas.”

Kemudian, pria itu buang air kecil di lantai masjid. Nabi menenangkan para penonton yang kesal, dan menyuruh mereka untuk meninggalkan pria itu sendirian.

Ia mengingatkan para sahabatnya bahwa mereka diutus untuk memudahkan urusan manusia, bukan mempersulit. Orang Badui itu kemudian menceritakan pengalamannya dengan Nabi:

Semoga ibu dan ayahku dikorbankan untuknya. Dia tidak memarahi atau menghina saya. Dia hanya berkata, 'Kami tidak buang air kecil di masjid-masjid ini - masjid-masjid ini dibangun untuk sholat dan mengingat Allah.' Kemudian dia meminta seember air untuk dituangkan ke tanah. (Ibn Majah dan disahkan oleh Al-Albani)

7. Seorang laki-laki datang kepada Nabi dengan perasaan sangat sedih karena meniduri istrinya saat berpuasa di bulan Ramadhan.

Nabi bertanya apakah dia bisa membebaskan seorang budak. Pria itu berkata, "Tidak."

“Bisakah kamu berpuasa dua bulan berturut-turut?”

"Tidak."

“Bisakah kamu memberi makan enam puluh orang miskin?”

"Tidak."

Nabi tetap diam. Segera, seseorang memberikan sekeranjang kurma kepadanya. Nabi mengambil kurma, dan mencari pria itu.

“Ambillah kurma ini dan berikanlah sebagai sedekah.”

Pria itu berkata dengan sedih, “Tidak ada yang lebih miskin dariku, Rasulullah. Demi Allah, tidak ada keluarga di seluruh Madinah yang lebih miskin dari saya.”

Mendengar ini, wajah Nabi tersenyum.

"Ambil dan beri makan keluargamu," katanya. (Al-Bukhari)

Kontak Info

Jl. Warung Buncit Raya No 37 Jakarta Selatan 12510 ext

Phone: 021 780 3747

[email protected] (Marketing)

× Image