Libur Idul Adha, Ratusan Wisatawan Kunjungi Goa Sunyaragi

Wisata  
Goa Sunyaragi. (Istimewa)
Goa Sunyaragi. (Istimewa)

CIREBON -- Objek wisata Goa Sunyaragi Cirebon masih menjadi pilihan warga untuk menghabiskan libur hari raya Idul Adha pada Sabtu (9/7) dan Ahad (10/7).

Badan Pengelola Taman Air Goa Sunyaragi (BPTAGS) Cirebon sebelumnya memang telah mengumumkan bahwa objek wisata yang berada di Jalan Brigjen Darsono By Pass Kota Cirebon itu tetap buka di Hari Raya Idul Adha.

‘’Jumlah wisata yang berkunjung pada Sabtu sebanyak 303 pengunjung dan di hari Minggu ada 198 orang,’’ kata Kepala Bagian Humas BPTAGS, Eko Ardi Nugraha, dalam keterangan resminya, Senin (11/7/2022).

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Eko menyebutkan, para pengunjung yang berwisata di Goa Sunyaragi pada libur Idul Adha kali ini masih didominasi dari wilayah Ciayumajakuning (Cirebon, Indramayu, Majalengka dan Kuningan).

‘’Pengunjung didominasi dari wilayah lokal Cirebon, hanya sekitar 10-20 persen dari wilayah Jabodetabek dan Bandung Raya,’’ terang Eko.

Eko mengakui, kunjungan wisatawan pada liburan kali ini masih tergolong rendah. Hal itu diduga karena adanya perbedaan hari raya Idul Adha.

‘’Ada penurunan (pengunjung) tapi tidak banyak, mungkin karena hari raya Idul Adha gak bareng,’’ tukas Eko.

Goa Sunyaragi pada masa lalu digunakan sebagai taman kelangenan atau taman sari yang berfungsi sebagai tempat berkhalwat (menyepi) para sultan dan keluarganya. Menurut buku Purwaka Caruban Nagari karya Pangeran Kararangen (bergelar Arya Carbon), Gua Sunyaragi dibangun oleh Pangeran Kararangen, adik Sultan Sepuh II pada 1703 M.

Namun, menurut versi Carub Kanda (berita lisan yang dituturkan secara turun temurun), Goa Sunyaragi didirikan dalam tiga periode. Periode pertama didirikan oleh Pangeran Emas Muhammad Arifin II (bergelar Panembahan Gusti Ratu Pakungwati I), cicit dari Syekh Syarif Hidayatullah pada pertengahan abad XVI. Periode kedua dibangun oleh Pangeran Kararangen pada 1703, dan periode ketiga diprakarsai oleh Sultan Sepuh V, Pangeran Amir Sidik (bergelar Pangeran Matangaji) pada abad ke-18.

Goa Sunyaragi memiliki sejumlah bangunan inti. Di antaranya, Gua Pengawal Gua Pande Kemasan, Gua Simanyang, Bangsal Jinem, Gua Pawon, Mande Beling, Gua Lawa, Gua Padang Ati, Gua Kelanggengan, Bale Kambang dan Gua Arga Jumut.

Selain itu, adapula kompleks Gua Peteng, yang terdiri dari Gua Peteng, Gua Langse, Bangsal Pengulingan atau ruang Panembahan, Ruang Kaputren, Ruang Patung Putri Cina dan Cungkup Puncit. Adapula Gedung Pesanggarahan, yang dibangun pada 1884.

Dilihat dari corak dan motif-motif ragam hiasnya, gaya arsitektur Goa Sunyaragi merupakan hasil dari perpaduan antara Hindu, Tiongkok kuno atau Cina, Timur Tengah atau Islam, dan Eropa. (Lilis Sri Handayani)

Kontak Info

Jl. Warung Buncit Raya No 37 Jakarta Selatan 12510 ext

Phone: 021 780 3747

[email protected] (Marketing)

× Image